Sebagai contoh, proyek Enhancing Climate Projections and Adaptation Strategies in Southeast Asia through High-Resolution Data and Collaborative Research, merupakan penelitian berbasis data citra satelit resolusi tinggi (5 kilometer) yang menganalisis Mekong, Mindanao, Pulau Jawa, dan Peninsula Malaysia. Penelitian ini meningkatkan kapasitas untuk memprediksi dan mengelola fenomena iklim esktrem.
“Proyek ini bermanfaat bagi Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam dengan menyediakan kumpulan data yang mendukung pengembangan kebijakan, ketahanan, dan strategi adaptasi,” tutur Mego.
Pengembangan kapasitas, lanjut dia, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ilmuwan, pembuat kebijakan, dan praktisi dalam menilai isu perubahan global. Juga mengeksplorasi opsi untuk menyelesaikan isu-isu menuju pencapaian keberlanjutan.
Melalui program CAPaABLE, APN mendukung kegiatan yang meningkatkan kapasitas di tingkat individu, organisasi, dan sistem.
Dalam hal keterkaitan sains-kebijakan, APN bekerja sama dengan pemerintah, tim proyek, dan organisasi mitra internasional untuk mengembangkan produk pengetahuan yang relevan dengan kebijakan, dan menciptakan lingkungan pemberdayaan yang kondusif untuk meningkatkan interaksi sains-kebijakan.
Acara ini terbagi menjadi beberapa sesi, yaitu pertemuan komite, pertemuan antar pemerintah, pertemuan subkomite regional, dan sesi poster.
Dalam pertemuan antarpemerintah terdapat beberapa sesi interaktif. Diantaranya, Indonesia akan mengangkat topik “Climate Change, Disaster Resilience, and Environmental Problems in Coastal Areas”. Topik ini sangat relevan bagi Indonesia dan Asia Tenggara yang sangat rentan terhadap bencana terkait iklim dan permasalahan lingkungan, khususnya di wilayah pesisir.
“Pertemuan ini dapat menjadi ajang penguatan dan perluasan jejaring bagi para periset di lingkungan BRIN maupun di Indonesia, khususnya terkait lingkungan, iklim, dan lainnya,” kata Mego.
Selain itu, sesi interaktif akan diisi dengan peluncuran buku APN, yakni “Climate Change Adaptation, Disaster Risk Reduction, and Loss & Damage”.
(Taufik Fajar)