JAKARTA - Berikut 2 Presiden Indonesia yang kuliah di ITB. Institut Teknologi Bandung (ITB) tengah ramai terkait skema pinjaman online (pinjol) yang ditawarkan ke mahasiswa untuk membayar biaya kuliah.
ITB menyatakan bahwa pembiayaan non-bank Danacita adalah salah satu opsi alternatif yang disediakan pihak kampus bagi mahasiswa dalam skema pembayaran.
Sebelumnya, media sosial diramaikan oleh unggahan akun ITBfess di media sosial X mengenai tawaran kampus ITB yang memungkinkan mahasiswa membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan menggunakan pinjaman online (pinjol) yang dilengkapi dengan bunga. Postingan ini pun kemudian mendapat tanggapan negatif dari sebagian warganet.
Terlihat pada postingan tersebut, terdapat foto selembaran yang berisikan informasi tentang program cicilan kuliah bulanan di ITB. Program tersebut merupakan hasil kerjasama dengan pihak ketiga yang merupakan mitra resmi ITB.
Program yang ditawarkan mencakup cicilan selama enam hingga dua belas bulan, dengan proses pengajuan yang tidak memerlukan pembayaran uang muka (down payment/DP) dan jaminan.
Terlepas dari isu pembayaran pinjol yang sedang ramai diperbincangkan serta menyambut pemilihan umum Presiden Indonesia 2024, mari membahas mengenai adanya dua mantan Presiden Indonesia yang pernah menempuh studi perguruan tinggi di ITB.
Dua Presiden Indonesia yang Kuliah di ITB
Bukan lagi menjadi sebuah rahasia, ITB merupakan salah satu perguruan tinggi yang begitu diminati di kalangan pelajar Indonesia. Bagaimana tidak, kampus yang berlokasi di Jl. Ganesa, Bandung, Jawa Barat ini menempati posisi ke-3 universitas terbaik di Indonesia versi Webometrics dan Quacquarelli Symonds (QS).
Lantas, siapa saja mantan Presiden Indonesia yang pernah mengenyam bangku perkuliahan di ITB? Berikut daftarnya.
1. Soekarno
Presiden pertama Indonesia Soekarno, lahir dan dibesarkan di Surabaya, Jawa Timur. Setelah tinggal beberapa tahun bersama orang tuanya di Blitar, Soekarno menyelesaikan sekolah dasarnya sebelum akhirnya tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto, seorang tokoh nasional yang memimpin Sarekat Islam, di Surabaya.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Soekarno melanjutkan studinya di Technische Hoge School, yang sekarang dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB). Di ITB, Soekarno memilih jurusan teknik sipil. Dirinya berhasil lulus pada 25 Mei 1926, bersama dengan delapan insinyur lainnya dan diwisuda pada 3 Juli 1926.
2. BJ Habibie
Sama seperti Soekarno, BJ Habibie juga menempuh pendidikan di ITB. Habibie mengambil jurusan teknik mesin pada tahun 1954. Namun, pada tahun berikutnya, dirinya melanjutkan studi di bidang aeronautika dan astronautika (Teknik Penerbangan) dengan fokus pada konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen (RWTF) Aachen, Jerman Barat.
Habibie meraih gelar Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada tahun 1965 dengan predikat terbaik, yaitu Summa Cum Laude. Habibie meraih gelar Diplom Ingenieur pada tahun 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada tahun 1965 dengan predikat terbaik, yaitu Summa Cum Laude.
Berkat kecerdasannya, Habibie dihormati dan diidolakan oleh banyak orang Indonesia karena sumbangsihnya dalam bidang penerbangan tanah air. Dia diberi julukan Mr. Crack karena kontribusinya yang signifikan dalam memecahkan masalah pada desain sayap pesawat terbang.
(Taufik Fajar)