Kenapa Burung Penguin Tak Bisa Terbang meski Punya Sayap?

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Senin 13 November 2023 12:31 WIB
Mengapa burung penguin tidak bisa terbang (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Burung penguin merupakan burung yang menggemaskan dan unik. Meski punya sayap, burung yang satu ini tidak bisa terbang. Kenapa sih?

Ya, bisa dibilang mereka benar-benar terbang hanya melalui air alias melompat, bukan ke udara. Penguin memiliki sayap yang kuat dan otot dada yang kuat untuk memberi tenaga. Tubuh mereka ramping seolah-olah sedang terbang, sehingga mereka tetap membelah air dengan rapi. Namun air jauh lebih kental daripada udara, sehingga sayap mereka lebih pendek dan kaku dibandingkan sayap burung pada umumnya.

 BACA JUGA:

Lalu kenapa burung penguin tidak bisa terbang?

Faktanya, dilansir dari All About Birds, Senin (13/11/2023), penguin adalah satu-satunya burung yang tidak mampu melipat sayapnya. Tulang sayapnya menyatu lurus, membuat sayapnya kaku dan kuat, seperti sirip.

Demikian pula, penguin tidak begitu peduli akan bobotnya yang seringan burung yang terbang di udara. Untuk menyelam lebih dalam, menangkap mangsa yang berenang cepat, dan bertahan hidup pada suhu yang sangat dingin, tubuh mereka memiliki persediaan lemak yang sangat besar, otot yang berat, dan bulu yang padat. Tidak mungkin mereka bisa terbang dengan sayap pendek dan tubuh seberat itu.

Rekannya, sesama burung di Kutub Utara, yaitu burung murres dan guillemot masih bisa terbang, hanya saja tidak sebaik beberapa burung lainnya; dan mereka juga bisa berenang, meski tidak sebaik penguin.

 BACA JUGA:

17 Jenis Penguin Tak Bisa Terbang

Penguin adalah spesies burung menarik yang ditemukan di belahan bumi selatan. Ada sekitar 17 jenis penguin yang berbeda, dan semua spesies ini tidak bisa terbang. Mereka memiliki gaya hidup semi akuatik dan beberapa ciri yang sangat berbeda dengan jenis burung lain yang biasa kita kenal. Meskipun burung lain telah mengadaptasi sayapnya untuk terbang, penguin telah mengadaptasi sayap seperti sirip untuk membantu mereka berenang di air.

Sekelompok besar penguin di dalam air disebut “rakit” dan kelompok besar di darat disebut “waddle”.

Tubuh penguin dirancang dengan sempurna untuk kehidupan akuatik. Mereka memiliki tubuh yang panjang dan ramping yang membantu mendorong mereka melewati air. Mereka menghabiskan sekitar 75-80% hidupnya di lautan, namun akan kawin, bertelur, dan beristirahat di darat. Menghabiskan banyak waktu di dalam air membuat penguin berisiko tinggi dimangsa predator, seperti anjing laut macan tutul. Sayap penguin berperan penting dalam membantu mereka melarikan diri dari pemangsa di air, namun tidak begitu berperan di darat. Hal ini karena ada beberapa perbedaan antara burung yang menggunakan sayapnya untuk terbang dan teman penguin kita yang tidak bisa terbang.

Sayap Penguin Istimewa

Laporan Catalina Island Marine Institute banyak sayap burung terbang terbuat dari tulang halus dan ringan yang membantu mengangkat burung dari tanah untuk terbang. Namun, beberapa spesies burung seperti penguin, burung unta, dan emu memiliki tulang padat yang berat sehingga menyulitkan mereka untuk bertahan di udara. Namun sayap penguin dirancang dengan sempurna untuk meluncur di air. Mereka sering disebut sirip karena bentuknya. Sayapnya sangat kaku dan penguin dapat memutarnya ke berbagai arah secara bersamaan! Ini membantu mereka bertindak sebagai dayung yang sempurna untuk membantu menangkap mangsanya. Mereka bahkan dapat mencapai kecepatan hingga 32 mph dan beberapa spesies dapat menahan napas selama 20 menit! Seekor penguin menggunakan sayapnya sebagai sirip untuk meluncur di air.

 BACA JUGA:

Beberapa ilmuwan percaya bahwa ketidakmampuan penguin untuk terbang berasal dari tempat mereka berada. Karena penguin selalu hidup di dekat air jutaan tahun yang lalu, mereka harus bergantung pada laut sebagai sumber makanannya. Seiring waktu, mereka beradaptasi menjadi burung air, menukar sayap aslinya dengan “sirip”. Ilmuwan lain berpendapat bahwa burung yang menghabiskan begitu banyak waktu di dalam air membutuhkan terlalu banyak usaha untuk turun dari tanah. Seiring berjalannya waktu, mereka telah beradaptasi dengan lingkungannya dan memutuskan untuk menjadi perenang ahli daripada menjadi penerbang.

(Marieska Harya Virdhani)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya