JAKARTA - Kualitas udara akibat polusi di Jakarta dan sebagian kota besar di Indonesia belum bisa diatasi. Di Irlandia, Eropa, juga terjadi hal yang sama.
Di sana diperkirakan masih ada 1.700 kematian setiap tahun yang terkait dengan polusi udara. Para pejabat harus melakukan segala upaya untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan-jalan Irlandia.
Profesor Kimia Fisika dan Lingkungan John Wenger menggambarkan temuan ini sebagai sesuatu yang tidak mengejutkan. Dia mengatakan hanya ada satu solusi.
“Kita harus menyingkirkan kendaraan, kita harus melakukan perubahan,” katanya kepada The Pat Kenny Show dikutip Kamis (7/9/2023).
“Ini bukan hanya soal kualitas udara, tapi juga soal iklim dan kita harus beralih dari perjalanan dengan mobil ke bentuk transportasi yang lebih ramah lingkungan," tuturnya.
“Saya perhatikan bahwa Dublin Bus sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan kendaraan listrik dalam jumlah besar Ini akan menjadi awal yang baik," ucapnya.
Keputusan Wali Kota London Sadiq Khan untuk memperluas ULEZ (Zona Emisi Ultra Rendah) di kotanya meminta pengemudi yang menggunakan kendaraan paling berpolusi dikenakan biaya harian. Hal ini dipuji oleh Partai Konservatif Inggris. Meskipun demikian, Profesor Wenger percaya bahwa mengatasi polusi udara adalah hal yang mudah.
“Mereka harus memberikan insentif, misalnya, ada kesepakatan untuk membuang kendaraan tua dari jalan raya – kendaraan yang paling menimbulkan polusi," katanya.
“Mereka juga menyediakan transportasi umum gratis bagi mereka yang tidak mampu," ucapnya.
Stroke, asma, serangan jantung dan demensia
Konsultan geriatri Dr Colm Byrne menegaskan bahwa meskipun polusi udara tidak membunuh seseorang, namun tetap dapat berdampak serius pada kesehatan mereka. Penelitian yang dilakukan di RSCI menunjukkan bahwa dalam waktu 72 jam setelah lonjakan polusi udara terjadi peningkatan pasien stroke di seluruh Dublin.
BACA JUGA:
Peneliti lain telah menemukan hubungan serupa dengan asma dan serangan jantung. Peneliti Irlandia juga menemukan peningkatan angka demensia pada orang yang memiliki api unggun di rumahnya.
(Marieska Harya Virdhani)