Peneliti Unpad Meneliti Nikotin dalam E-Liquid dan Kesehatan Gusi

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Selasa 29 Agustus 2023 09:15 WIB
Peneliti Unpad meneliti e-liquid dan pengaruhnya untuk kesehatan gusi (Foto: istimewa)
Share :

JAKARTA - Peneliti dari Universitas Padjadjaran meneliti dampak tembakau yang dipanaskan atau e-liquid dan pengaruhnya pada kesehatan gusi.

Menyadari hal tersebut, Prof. Dr. Amaliya, drg., MSc. peneliti dan dosen pengajar dari Fakultas, Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, tergerak untuk mengumpulkan bukti dan melakukan penelitian mengenai produk tembakau alternatif dengan mengedepankan pendekatan pengurangan bahaya. Kini, sudah sewindu dia menekuni bidang kepakaran pengurangan bahaya tembakau atau tobacco harm reduction ini.

“Semua bermula pada tahun 2016 lalu. Saya ikut serta dalam proyek penelitian Academic Leadership Program yang dipimpin oleh Prof. Dr. drg. Achmad Syawqie, MKes, tentang tobacco harm reduction, yang didanai oleh Universitas Padjadjaran,” katanya.

Selain itu, Prof. Dr. Amaliya turut menjadi panelis dalam diskusi ilmiah dengan memaparkan hasil kajian klinis bertajuk “Nikotin dan Respon Gusi Pada Pengguna Vape vs. Perokok Saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan (Gingivitas Eksperimental)”.

Prof. Dr. Amaliya menjelaskan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, bagi pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi pada para pengguna produk tembakau alternatif yang telah beralih dari rokok dibandingkan dengan perokok dan bukan perokok.

 BACA JUGA:

“Penelitian ini bertujuan untuk mengamati respons gusi yang dinilai dari derajat peradangan gusi, yang merupakan tanda awal dari pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi selama percobaan gingivitis (peradangan gusi) pada pengguna produk tembakau alternatif dibandingkan perokok dan bukan perokok. Gingivitis adalah mekanisme pertahanan dalam merespons plak bakteri yang menempel di permukaan gigi,” kata dia. 

 BACA JUGA:

Hasil Penelitian

Penelitian ini melibatkan 15 peserta berusia 18-45 tahun yang dibagi ke dalam tiga kriteria dengan distribusi gender tidak merata. Kriteria pertama adalah perokok dengan masa konsumsi rokok minimal satu tahun. Kriteria kedua adalah pengguna produk tembakau alternatif, yang telah beralih dari rokok dengan masa penggunaan minimal satu tahun. Kriteria ketiga adalah bukan perokok. Selama fase gingivitis eksperimental, peserta diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi selama 21 hari. Tujuannya untuk melihat sejauh mana gusi merespons bakteri.

“Ada temuan menarik dari penelitian kami, yakni pengguna produk tembakau alternatif yang telah beralih dari rokok menunjukkan respons yang baik terhadap akumulasi plak atau infeksi bakteri dengan tingkat peradangan gusi seperti yang dialami non-perokok,” ujar Amaliya. 

Dari penelitian tersebut juga mengungkapkan fakta baru. Amaliya mengatakan nikotin selama ini sering dianggap sebagai penyebab utama gangguan pertahanan gusi yang ditandai dengan penyempitan pembuluh darah. Namun, hasil penelitian ini, membuktikan bahwa pengguna rokok elektrik dengan cairan e-liquid, yang mengandung nikotin, tidak menyebabkan masalah kesehatan pada gusi. 

“Temuan lainnya ialah bukan nikotin yang mempersempit pembuluh darah pada gusi dan menutupi tanda klinis peradangan yang normal. Melainkan disebabkan oleh TAR atau kandungan lain dari rokok,” ucapnya.

Dia mempresentasikan risetnya di forum nasional dan internasional. Terakhir, dia hadir di konferensi pengurangan bahaya tembakau di Warsawa, Polandia pada 2023. Keaktifannya mengikuti konferensi membuatnya terpapar pada banyak riset.

Dari pengalaman mengikuti konferensi, Amaliya tahu bahwa bukti dampak penggunaan produk tembakau alternatif untuk pengurangan bahaya tembakau sebenarnya sudah solid. Publikasi ilmiah tentang produk tersebut bukan hanya bersifat preliminary atau riset tahap awal dengan responden terbatas, melainkan sudah sampai tingkat systematic review alias riset yang dilakukan dengan menganalisis secara sistematis bukti-bukti yang didapatkan dari puluhan riset dengan tema yang sama. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya