Stigma Mahasiswa Kupu-Kupu dan Kura-Kura di Masyarakat, Lebih Baik yang Mana?

Natalia Bulan, Jurnalis
Rabu 08 Februari 2023 10:34 WIB
Content creator Danang Giri Sadewa/Istimewa
Share :

JAKARTA - Di dalam dunia perkuliahan, biasanya terdapat mahasiswa yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu mahasiswa kupu-kupu dan mahasiswa kura-kura.

Sebagai informasi, mahasiswa kupu-kupu merupakan akronim dari kuliah-pulang kuliah-pulang, yang mana notabene mahasiswa tersebut akan langsung pulang ke rumah dan tidak melibatkan dirinya sama sekali di dalam kegiatan organisasi maupun kegiatan kampus lainnya.

Sedangkan mahasiswa kura-kura merupakan akronim dari kuliah-rapat kuliah-rapat, yang mana mahasiswa tersebut sering melakukan rapat organisasi atau aktif dalam kegiatan kampus setelah melakukan kegiatan perkuliahan.

Dari pengertian tersebut, mahasiswa kupu-kupu biasanya mendapatkan stigma negatif dari masyarakat seperti dicap pemalas, no life, hingga tidak memiliki masa depan.

Berbeda dengan mahasiswa kura-kura yang kehadirannya lebih dianggap karena dirasa memiliki nilai kontribusi bagi kampus dan masyarakat.

Melalui pemahaman di atas, konten kreator edukasi, Danang Giri Sadewa melalui YouTube Video yang diunggah dalam segmen Self Improvement menyimpulkan bahwa stigma tersebut ditimbulkan karena sebuah framing yang menganggap bahwa mahasiswa harus menjadi agen perubahan di dalam kampus maupun masyarakat.

“Meski demikian, menjadi mahasiswa kura-kura belum tentu lebih baik dari mahasiswa kupu-kupu. Seorang kura-kura mungkin akan jauh lebih baik ketika dia aktif dalam artian dia itu ketika ikut organisasi aktif memberikan pendapat, aktif memberikan saran, mengeluarkan ide-idenya yang tujuannya untuk membangun bangsa dan juga memajukan kampusnya,” ujar Danang.

Ketika melihat mahasiswa kupu-kupu, apabila sepulang kegiatan perkuliahan digunakan untuk melakukan hal-hal tidak berguna seperti bermalas-malasan, maka hal tersebut akan memberikan dampak yang lebih buruk bagi individu kupu-kupu tersebut.

“Akan tetapi, mahasiswa kupu-kupu akan jauh lebih keren lagi kalau seumpama dia pulang dari kuliahnya membangun sesuatu yang baru, membuat sesuatu yang hebat, melakukan berbagai dobrakan-dobrakan yang sebenernya tidak ada di kampus dan tidak ia dapatkan di organisasi maupun kegiatan kampus,” jelas Danang.

Apabila ditarik sebuah kesimpulan, menjadi mahasiswa kupu-kupu maupun kura-kura akan sama saja baiknya, dan pastinya kembali lagi ke individunya masing-masing.

Karena pada dasarnya dua tipe mahasiswa ini sama-sama memiliki nilai manfaat yang baik di dalam masyarakat.

Mahasiswa yang terlalu aktif di dalam organisasi hingga dia tidak bisa mengorganisir dirinya sendiri, bahkan membuat kegiatan akademiknya keteteran itu juga tidak baik.

Sebaliknya, mahasiswa yang terlalu pasif, tidak ikut organisasi, itu justru akan menyusahkan dirinya sendiri untuk terjun ke masyarakat ataupun mencari pengalaman pekerjaan.

“Jadi, pilihan kembali lagi diberikan kepada kita. Karena di dalam dunia ini tidak ada yang namanya kebenaran mutlak. Baik buruknya seseorang itu ditentukan oleh diri kita sendiri, bukan oleh stigma masyarakat yang memengaruhi kehidupan kita,” tutup Danang.

Buat yang penasaran dengan pembahasan lebih jelasnya, langsung aja cek videonya hanya di YouTube Channel Danang Giri Sadewa, ya!

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya