JAKARTA - Benteng Van den Bosch atau biasa dikenal dengan Benteng Pendem Ngawi merupakan benteng warisan Belanda yang dibentuk pada abad ke-19.
Letak benteng ini berada di Kelurahan pelem, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Kini, Benteng Van den Bosch sedang direnovasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memelihara bangunannya agar tak semakin rusak.
Peremajaan benteng ini diprediksi dapat rampung pada awal 2023 mendatang.
Sejarah Benteng Van den Bosch
Sejarah dibangunnya Benteng Van den Bosch bermula saat Ngawi sukses dijajah Belanda pada 1825.
Saat itu, Ngawi memang diketahui sebagai salah satu pusat pelayaran dan perdagangan di Jawa Timur, dan juga pusat pertahanan Belanda di Madiun dan sekitarnya.
Untuk melindungi kekuasaanya, pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah benteng, yang dinamai dengan Benteng Van den Bosch.
Letak benteng ini terbilang strategis, yaitu berada di pertemuan antara Sungai Madiun dan Sungai Bengawan Solo.
Benteng Van den Bosch rampung dibangun pada tahun 1845 dan dipakai untuk tempat tinggal bagi 250 tentara Belanda serta 60 kavaleri yang dikuasai oleh Johannes van den Bosch.
Dengan masyarakat, benteng ini dikenal sebagai Benteng Pendem, sebab posisinya memang sengaja dibangun lebih rendah atas tanah disekitarnya, jadi terlihat terpendam.
Fungsi Benteng Van den Bosch
Saat awal pembangunannya, Benteng Van den Bosch dipakai dengan Belanda untuk melindungi kedudukannya dan juga mengatur sistem perdagangan di Jawa Timur.
Sepanjang zaman penjajahan Jepang, benteng ini berfungsi menjadi penjara. Dari Februari 1943 sampai Februari 1944, terkumpul sekitar 1.580 pria terkurung di sini. Jumlah itu semakin bertumbuh sampai mendekati kemerdekaan Indonesia.
Nakamura merupakan seorang komandan penjara, sementara warga sekitar dipekerjakan menjadi penjaganya. Saat Jepang pergi dari Indonesia, para tahanan tersebut dilepaskan. Sehabis penyerahan kekuasaan, Benteng Van den Bosch pernah dipakai TNI Angkatan Darat.
(Natalia Bulan)