“Tidak sampai setengah bungkus, tapi ada yang 10 batang per hari. Dengan harga rokok yang mereka beli per harinya sekarang Rp20.000 sampai Rp27.000. Angka yang cukup fantastis dalam pendapatan harian yang setidaknya bisa digunakan untuk kebutuhan pokok,” katanya.
Menurut seorang informan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) yang diwawancarai PKJS UI, Risky menyampaikan jika tingginya konsumsi rokok pada anak jalanan diakibatkan harga jual rokok di Indonesia, yang masih jauh lebih murah dibandingkan dengan luar negeri.
Risky menyebutkan kalaupun rokok di Indonesia mengalami kenaikan harga, naiknya hanya sekitar Rp1.000.
Hal itu masih terjangkau untuk dibeli anak-anak, sedangkan harga rokok per batang Rp2.000.
Dengan kemudahan mengakses rokok, ia menyarankan pemerintah segera memperkuat regulasi teknis perlindungan anak dari bahaya rokok.
Ia juga meminta pemerintah kembali memikirkan skema kenaikan harga rokok agar konsumsi di usia anak dapat ditekan.
Sebab, katanya, rokok menjadi salah satu penyebab kesenjangan ekonomi masyarakat.
Di aspek lain, rokok menyebabkan mulut menjadi asam karena efek kecanduan rokok dan penurunan kondisi kesehatan, seperti tenggorokan gatal dan kering hingga mengalami sesak nafas.