Sejarah di Balik Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro Karya Raden Saleh

Fatmawati, Jurnalis
Rabu 07 September 2022 13:39 WIB
Lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro/Wikipedia
Share :

JAKARTA - Penangkapan Pangeran Diponegoro adalah sebuah lukisan 1857 karya Raden Saleh, yang menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830.

Sebenarnya, lukisan yang menggambarkan suasana penangkapan Pangeran Diponegoro ini diabadikan pertama kali oleh Nicolaas Pieneman.

Ia adalah seorang pelukis yang diminta mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Pemerintah Hindia-Belanda.

Raden Saleh melihat lukisan itu saat dirinya berada di Eropa. Kemudian melakukan re-painting (melukis kembali) dengan versinya sendiri dengan mengusung sudut pandang sebagai pribumi.

Dilansir dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id, terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari karya Saleh dan Pienam.

Pada lukisan milik Pienam, menggambarkan Pangeran Diponegoro yang pasrah saat ditangkap Pemerintah Hindia-Belanda dan Jendral De Kock yang menunjukan aura keangkuhan karena telah berhasil menangkap Pangeran Diponegoro.

Sedangkan lukisan yang milik Raden Saleh menggambarkan raut wajah tegas dan menahan amarah milik Pangeran Diponegoro. Saleh juga menghilangkan bendera Belanda yang sebelumnya ada pada lukisan milik Pienam.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro ini menyiratkan pembelaan Raden Saleh, bahwa Pangeran Diponegoro tidaklah seperti apa yang dilukis oleh Pieman.

Ini dikarenakan banyak dari keluarganya Raden Saleh, yaitu Keluarga Boestaman, yang menjadi bagian pasukan Pangeran Diponegoro guna melawan Belanda.

Di antaranya ada sepupu Raden Saleh, Raden Mas Sukur. Pamannya, Suroadimenggolo, dan putra kedua Raden Mas Saleh yang semuanya ditangkap Belanda.

Peristiwa ini turut memporakporandakan keluarga Raden Saleh dan membuat keluarganya kehilangan jabatan.

Raden Saleh mulai membuat sketsa lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro pada tahun 1856, dengan sketsa yang masih mirip dengan versi Pieneman.

Namun hasil akhirnya sungguh berbeda.

Hasil lukisan dari cat minyak tersebut rampung setahun setelah sketsa dibuat, yakni sekitar 1857.

Kemudian diserahkan kepada Raja Belanda, Raja Willem III, sebagai pandangan ketidaksetujuan Raden Saleh atas penangkapan Pangeran Diponegoro.

Setelah itu, Raden Saleh mengirim surat yang ditujukan kepada Adipati Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha pada 12 Maret 1857.

Surat itu berisi pengakuan Raden Saleh telah menyelesaikan sebuah lukisan yang menggambarkan penangkapan Kepala Suku Jawa, Dipanegara.

Tidak hanya itu, Raden Saleh juga memuat keterangan bahwa ia melukiskan karya tersebut untuk Paduka Yang Mulia.

Hingga akhirnya pada 1975, pihak Kerajaan Belanda menyerahkan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, bersamaan dengan wujud pelaksanaan perjanjian kebudayaan antara Indonesia-Belanda pada 1969.

Pada 2013 lukisan karya Raden Saleh tersebut sempat direstorasi pernisnya oleh Susanne Erhards, ahli restorasi dari Jerman.

Kini, lukisan menjadi salah satu koleksi Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta.

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya