JAKARTA - Sistem pendidikan Korea Utara, dikutip dari education.stateuniversity.com, menganut “doktrin Juche”. Ini merupakan gagasan dari Presiden Korea Utara Kim Il-sung di mana dia percaya bahwa seluruh lapisan masyarakat dan negara tidak dapat merdeka apabila tidak ada hubungan yang adil dan memihak.
Seluruh kegiatan akademik di Korea Utara dikendalikan oleh pemerintah, sifatnya wajib belajar selama 11 tahun dan berkiblat pada cita-cita sosialistik. Berikut ini adalah fakta-fakta sistem pendidikan di Korea Utara, melansir dari borgenproject.org.
• Biaya Pendidikan Gratis
Seluruh pendidikan di Korea Utara dibebaskan dari biaya. Anak-anak di Korea Utara akan melewati satu tahun masa Taman Kanak-kanak. Kemudian, mereka lanjut pendidikan dasar di Sekolah Rakyat, dari usia enam hingga sembilan tahun.
Setelah itu, mereka akan memasuki sekolah menengah sejak usia 10 hingga 16 tahun. Di Korea Utara, usai menyelesaikan masa pendidikan menengah, laki-laki dan perempuan wajib untuk mengikuti program militer selama belasan tahun. Tapi jika siswa tersebut berbakat, maka bisa dibebastugaskan dari militer.
• Literatur Bacaan Mahasiswa Disensor
UNESCO menyebut bahwa Korea Utara adalah salah satu negara paling melek huruf dengan persentase 98-100%. Namun, untuk mahasiswa Korea Utara, literatur kuliah mereka telah mengalami penyensoran sedemikian rupa. Biasanya, tulisan tersebut menjunjung tinggi sosialisme dan kepedulian Kim Il-sung kepada dunia sastra.
Contohnya, “The Fifth Photograph” karya Lim Hwa-Won, yang mendoktrin pemikiran dengan cerita dari sudut pandang seorang wanita yang melihat “kegagalan” dari Rusia pasca-Soviet di tahun 1990-an akibat pengaruh barat.