"Itu sudah pasti menurut saya, di perguruan tinggi, kelas-kelas hybrid dan lain-lain itu otomatis secara organik akan diperlukan. Kecuali kalau kita ubah di saat masuk kelas itu benar-benar kerja kelompok, project learning, diskusi debat dan lain-lain,"ucapnya.
Ia menilai pembelajaran yang cepat kedaluarsa adalah pola pembelajaran saat anak-anak di bawah satu ruangan yang dosennya hanya memberikan ceramah. Pada akhir semester mahasiswa hanya diuji dan menurutnya sudah ketinggalan zaman.
"Itu bakal kedaluarsa sangat cepat, harusnya waktu di dalam kelas yang kita tidak bisa lakukan secara online adalah berdebat, diskusi, presentasi, kerja kelompok, seminar, dan lain-lain yang mengasah kemampuan," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)