"Saya juga suka berwisata sehingga untuk menjadi pilot saya tahu bahwa mereka harus bertanggung jawab dengan kepercayaan penumpang yang sudah diberikan," sebutnya.
Memutuskan sekolah pilot di Selandia Baru, Naomi pun harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Dia menceritakan, di hari pertama sekolah, dara kelahiran 16 Mei 1997 ini menyempatkan waktu untuk melihat-lihat tempat-tempat di sekitarnya agar tidak bingung ketika beraktivitas.
"Ada penasihat dari sekolah dan juga instruktur yang sangat ramah. Mereka semua bersikap seperti teman", terangnya.
Selama menjalani studi, Naomi tinggal di asrama. Tak disangka, kedatangannya disambut hangat oleh pemilik asrama. Naomi pun berinteraksi dengan teman-temannya dan menjalin persahabatan yang akrab.
"Mereka bersahabat dan peduli terhadap saya. Saya pergi ke gereja setiap minggu dan mereka memiliki komunitas pemuda Indonesia. Baik pemilik asrama maupun komunitas mendorong saya untuk tetap semangat dalam menempuh pendidikan dan kehidupan di Selandia Baru," tandasnya.
(Susi Fatimah)