Ekstra Sabar Puasa di Negeri Orang

Afriani Susanti , Jurnalis
Kamis 16 Juli 2015 17:07 WIB
Kesabaran menjadi hal penting yang harus dimiliki mahasiswa untuk menjalani puasa diluar negeri. (Foto: Dok. Okezone)
Share :

JAKARTA - Menjalani puasa di negeri orang harus ekstra sabar. Maklum, musim dan waktu yang relatif berbeda dengan di Tanah Air menjadi kesulitan tersendiri. Hal ini juga dialami sejumlah mahasiswa yang harus menjalani Ramadan tahun ini di luar negeri.

Salah satu mahasiswa asal Gorontalo yang sekarang menetap di Jepang untuk mengenyam pendidikan di Universitas Hokkaido, Mohammad Fikri Pomalingo mengungkapkan bahwa salah satu kesulitan menjalani Ramadan pertamanya ini di Negeri Sakura tersebut adalah waktu puasanya yang jauh lebih panjang dari Indonesia.

"Di Indonesia saya menjalankan puasa hanya sekira 13 jam. Akan tetapi di Sapporo Jepang saya harus menjalankan puasa kurang lebih 18 Jam. Waktu imsak di Sapporo adalah sekira 1.36 dini hari. Dan waktu berbukanya adalah pukul 19.17. Hal ini dikarenakan, bulan Ramadan bertepatan dengan musim panas," ujar Fikri melalui surat elektronik kepada Okezone, belum lama ini.

Selain itu, kata Fikri, kesulitan lainnya yang harus dilalui kala menjalani puasa di Jepang adalah lingkungan yang tidak kondusif. Sebab, sebagian besar teman-teman mahasiswanya tidak berpuasa dan makan siang seperti biasa.

"Di situlah kadang saya merasa sedih. Sebenarnya bukan karena mereka makan, akan tetapi bau makanannya itu yang keluar dari microwave membuat saya harus bersabar. Belum lagi sepanjang musim panas banyak orang memutuskan untuk menggunakan pakaian-pakaian mini," imbuhnya.

Hal lain yang juga menjadi kesulitan menjalani puasa adalah lebih mudahnya untuk merasa kelaparan ketimbang kehausan, menu sahur dan berbuka yang seadanya, suasana terawih yang berbeda, serta menanti waktu sahur tanpa tidur.

Tantangan selama Ramadan di luar negeri juga dialami mahasiswa di Universitas Nanchang, Tiongkok, Siti Marwah. Dia mengaku, sulit untuk bisa bangun sahur.

"Apalagi kalau mau sahur dengan menu sendiri harus bangun pukul dua dini hari," ungkapnya.

Tidak sahur karena terlalu lelah dan ketiduran mungkin biasa dijalani sebagian mahasiswa yang berpuasa di Tanah Air. Tetapi, bagi Marwah yang harus kuliah hingga pukul 10 malam, hal ini tentu menjadi tantangan.

"Biar tidak terus menerus tidak sahur, biasanya pulang kelas kami tidak tidur, selesai salat subuh baru tidur," tambahnya. (afr)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya