Dalam peristiwa 30 September 1965, Letnan Kolonel Untung disebut sebagai pemimpin pasukan yang melakukan penculikan terhadap sejumlah perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Pelaksana lapangan penculikan ditunjuk kepada Lettu Dul Arief. Para jenderal yang diculik kemudian ditemukan meninggal dunia dan dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua di kawasan Pondok Gede, Jakarta.
Setelah peristiwa itu, Letnan Kolonel Untung ditangkap di Tegal pada 11 Oktober 1965 ketika hendak melarikan diri ke Jawa Tengah.
Hubungan dengan Soeharto
Dalam biografi Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second President, Soeharto mengaku mengenal Untung sejak 1945. Menurut catatan dalam buku tersebut, Soeharto menyebut Untung pernah berhubungan dengan tokoh PKI, Alimin.
Pada 1964, berdasarkan rekomendasi Panglima Kostrad Mayjen Soeharto, Untung diangkat sebagai Komandan Grup Batalyon I Resimen Tjakrabirawa, pasukan pengawal presiden. Setahun kemudian, ia tercatat sebagai pemimpin pasukan yang menjalankan aksi G30S.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)