Kisah Fadil dan Sandal Jepitnya, Pertama Kali Menuju Sekolah di Usia 12 Tahun
Sekadar diketahui, Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang secara tailor-made (khusus dan kontekstual), menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan dinamika sosial di lingkungan mereka.
Kurikulum ini menggabungkan pendekatan nasional dan kekhasan lokal, mencakup tiga muatan utama, yakni Kurikulum Persiapan, Kurikulum Sekolah Formal, dan Kurikulum Asrama (Boarding).
Adapun yang dimaksud dengan kurikulum sekolah formal mengacu pada standar nasional yang ditetapkan oleh Kemendikdasmen, Kemendikbudristek, Kemenag, dan Kemensos. Kurikulum ini mencakup tiga komponen utama, yaitu intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Struktur tersebut dirancang untuk mendukung proses pembelajaran akademik yang tersistematis, terarah, dan sesuai dengan regulasi nasional yang berlak.
Kurikulum sekolah asrama menjadi bagian integral dari pendidikan karakter yang dirancang untuk memperkuat nilai-nilai karakter dan kepemimpinan, spiritualitas, cinta tanah air, serta kemampuan berbahasa dan berkomunikasi. Kurikulum ini mendukung pembentukan pribadi yang tangguh, berintegritas, dan berwawasan kebangsaan.
Kompetensi lulusan sekolah rakyat diharapkan memiliki output yang unggul dalam nilai akhlak dan keagamaan, karakter kepemimpinan, penguasaan bahasa dan literasi digital, entrepreneurship, dan ketuntasan akademik.
(Rani Hardjanti)
