JAKARTA - Riwayat pendidikan Mohammed Shabat, dokter Palestina lulusan UIN Syarif Hidayatullah yang gugur secara syahid di Gaza.
Seperti diketahui, sudah lebih dari satu tahun penyerangan tentara Israel pada masyarakat di Gaza terus berlanjut. Para zionis terus mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera mengakhiri penyerangan yang mereka lakukan pada masyarakat sipil tak berdosa.
Para zionis ini juga mengabaikan perintah Mahkamah Internasional untuk melakukan gencatan senjata dengan rakyat Palestina. Akibat serangan brutal ini, lebih dari 40 ribu orang telah syahid.
Salah satu tokoh yang syahid dalam kejahatan genosida yang dilakukan secara terang-terangan oleh Israel ini adalah dokter Mohammed Shabat. Ia merupakan seorang dokter yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Menurut laporan WAFA, Mohammed Shabat menjadi korban serangan brutal Israel pada Selasa (12/11/2024). Kala itu, ia dan keluarganya menjadi bagian dari 130 keluarga di Beit Hanoun yang dikepung militer Israel.
Para militer tidak beradab itu kemudian menembaki semua orang dan mengebom apartemen yang membuat Shabat dan anggota keluarganya turut syahid.
“Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un. Rektor dan Sivitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta turut berduka cita atas berpulangnya dr. Mohammed Shabat, relawan yang bertugas di Gaza, Palestina pada hari Selasa, 12 November 2024.” tulis rilis UIN Syarif Hidayatullah.
“Beliau meninggal bersama keluarganya pada hari ini dalam upaya menjalankan tugas kemanusiaannya.” sambung tulisan tersebut.
Meski tidak tidak diketahui secara detail bagaimana riwayat pendidikannya, Mohammed Shabat diketahui menamatkan pendidikan dokternya di UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2012. Karena itu, ia adalah sosok dokter Palestina yang sangat dekat dengan Indonesia.
Sejak lulus dari UIN Syarif Hidayatullah, Mohammed Shabat kemudian menjadi bagian dari Fursan Palestine Emergency Association (FPEA). Ia bertugas di Rumah Sakit Kamal Adwan di Palestina.
Karena sempat menempuh pendidikan di Indonesia, Shabat pun menjadi fasih dalam berbahasa Indonesia. Tak ayal dirinya menjadi sosok penting dalam penyaluran bantuan medis dari Indonesia titik layanan kesehatan, bahan bakar, obat-obatan, dan ruang hemodialisa hingga dapat tersalurkan kepada mereka yang membutuhkan.
(Feby Novalius)