Setelah menyelesaikan studi S-1 di Universitas Harvard, Stella Christie melanjutkan pendidikan pascasarjananya di Northwestern University, salah satu universitas ternama di Amerika Serikat. Di sana, ia menekuni bidang ilmu kognitif lebih lanjut dan berhasil meraih gelar doktor (Ph.D.) pada tahun 2010.
Penelitiannya selama program doktoral membuat dirinya semakin mendalami pemahaman tentang pikiran, otak, dan perilaku manusia yang menjadikannya seorang pakar terkemuka di bidangnya. Prestasi akademiknya di Northwestern University semakin memperkuat reputasinya di dunia penelitian dan pendidikan tinggi.
Dari tahun 2012 hingga 2018, Stella Christie menjabat sebagai Guru Besar di Swarthmore College, Amerika Serikat, sebuah institusi pendidikan yang terkenal dengan komitmennya terhadap pengajaran berkualitas dan penelitian unggulan. Di Swarthmore, Stella terlibat aktif dalam penelitian dan pengajaran yang berfokus pada ilmu kognitif, dengan perhatian khusus pada studi tentang cara otak memproses informasi dan membentuk perilaku.
Selama masa jabatannya, ia tidak hanya berkontribusi melalui riset inovatif, tetapi juga membimbing mahasiswa dalam memahami kompleksitas pikiran dan otak manusia. Pengalaman ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pakar terkemuka di bidang kognitif.
Dikutip dari banyak sumber, Stella Christie kini menjabat sebagai akademisi sekaligus Guru Besar di Universitas Tsinghua, Beijing, salah satu kampus terbaik di China dan dunia sejak 2018 lalu. Dalam posisinya sebagai Guru Besar, Stella tidak hanya mengajar tetapi juga memimpin penelitian dalam bidang ilmu kognitif.
Selain itu, Stella juga memimpin Pusat Kognisi Anak di Tsinghua yang menunjukkan komitmennya untuk memajukan pemahaman tentang perkembangan kognitif anak-anak. Pengalaman ini memberikan Stella perspektif yang unik dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
Stella Christie juga dikenal melalui kontribusinya yang signifikan dalam dunia penelitian, dengan berbagai publikasi yang diterbitkan di jurnal-jurnal terkemuka, salah satunya Journal of Cognition and Development. Penelitiannya bahkan meraih penghargaan sebagai artikel terbaik pada tahun 2010, sebuah pencapaian yang menunjukkan kualitas dan dampak dari risetnya.
Karya-karyanya di bidang ilmu kognitif banyak membahas tentang cara manusia memahami konsep dan belajar dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, publikasi ilmiah Stella dapat diakses melalui platform Google Scholar, di mana ia telah mengumpulkan banyak sitasi dari ilmuwan lain, menegaskan pengakuan dan pengaruhnya dalam komunitas akademik global.
Latar belakang pendidikan Stella Christie yang mendalam dan pengalamannya di berbagai lembaga akademik terkemuka maka tak heran untuk menjadikannya salah satu akademisi yang paling dihormati dalam bidangnya.
"Saya orang Indonesia asli, saya menyelesaikan gelar S1 dari Harvard University, S2 dan S3 dari Northwestern University. Dan saya sudah menjadi Guru Besar di Swarthmore Colleges, itu nomor 3 universitas paling baik di Amerika Serikat, dan sekarang menjabat Guru Besar Tsinghua University," terang Stella.
Meskipun Stella Christie belum secara resmi mengungkapkan posisi apa yang akan dia emban dalam kabinet Prabowo, spekulasi menyebutkan bahwa latar belakang pendidikan Stella Christie di bidang cognitive science akan sangat relevan untuk memimpin kementerian yang terkait dengan riset dan teknologi. Hal ini didukung oleh pernyataannya bahwa ia siap membantu Prabowo mengembangkan Indonesia dengan pendekatan berbasis keilmuan dan teknologi.
"Saya adalah ilmuwan cognitive science, adalah tentang bagaimana kita berpikir, tentang otak, tentang bagaimana pikiran yang memastikan manusia dan juga hewan dan juga AI, jadi ilmu saya adalah interdisiplineri," urainya.
"Nanti Pak Prabowo menjelaskannya," pungkas Stella ketika ditanya apa tugasnya dalam kabinet Prabowo Subianto mendatang.
(Rani Hardjanti)