Adu Latar Belakang Pendidikan Irwan Mussry dengan Ahmad Dhani yang Berbanding Terbalik
JAKARTA - Adu latar belakang pendidikan Irwan Mussry dengan Ahmad Dhani yang berbanding terbalik. Keduanya merupakan pebisnis sukses.
Apalagi Irwan Mussry dengan Ahmad Dhani juga terkenal dengan kekayaannya cukup fantasis. Untuk itu beberapa penasaran mengenai pendidikan keduanya yang sukses menjadi pebisnis.
Berikut adu latar belakang pendidikan Irwan Mussry dengan Ahmad Dhani yang berbanding terbalik:
- Irwan Mussry
Ia menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Surabaya, sebelum akhirnya melanjutkan ke Universitas Trisaksti. Sosok Irwan juga sempat diterima di perguruan tinggi ternama Amerika Serikat. Namun ia memutuskan keluar karena ingin fokus berbisnis.
Setelah itu, Irwan Mussry ternyata pernah menjadi pembersih jendela gedung di Los Angeles. Atas kerja kerasnya, Irwan Mussry akhirnya diangkat menjadi manajer di suatu perusahaan di sana. Akhirnya, pada tahun 1987, Irwan Mussry memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Di mana ini menjadi awalnya merintis bisnis jam tangan. Irwan Mussry menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Timerindo Perkasa International (Time International), perusahaan yang memegang hak retail dari 40 merek jam tangan eksklusif dunia dan produk gaya hidup kelas atas seperti Gucci, Rolex, Chanel, dan lainnya.
- Ahmad Dhani
Pemilik nama lengkap Dhani Ahmad Prasetyo ini lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 26 Mei 1972. Dia adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
Ayahnya bernama Eddy Abdul Manaf bin Rusta Sastra Atmadja, diplomat berdarah Sunda yang menikah dengan Joyce Theresia Pamela Kohler, perempuan keturunan Jerman.
Sejak belia, Dhani sangat mengagumi grup band Queen. Bibit menjadi anak band akhirnya muncul saat dia duduk di bangku SMP Negeri 6 Surabaya ketika bertemu Andra, Erwin, dan Wawan, lalu membentuk Dewa.
Setelah menamatkan SMP, Dhani lantas melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 2 Surabaya. Di sana, ia bertemu dengan Ari Lasso yang kemudian jadi vokalis Dewa.Lalu, ia melanjutkan studinya ke Fakultas Hukum Universitas Pancasila pada 1992. Namun, karena ada disebut-sebut ada masalah, ia memilih keluar dan tak menyelesaikannya.
(Rina Anggraeni)
