JAKARTA - Seorang mahasiswa semester akhir sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Jawa Timur, bisa menebak asal daerah kain batik. Sang mahasiswa menggunakan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mengembangkan aplikasi pendeteksi batik.
Hal ini bermula dari rasa keprihatinan serta keterbatasan masyarakat terutama generasi milenial dalam memahami batik sebagai warisan budaya adiluhung nenek moyang bangsa Indonesia. Dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, Michelle Alexandra Dinata, mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya berinovasi menciptakan aplikasi pendeteksi batik.
Berawal dari keprihatinan terhadap masyarakat terutama generasi milenial yang kesulitan dalam memahami batik, mahasiswa semester akhir program studi informatika ini mengembangkan aplikasi pendeteksi batik berbasis android. Pada tahap awal mahasiswa yang mengambil peminatan artificial intelligence ini membuat aplikasi pendeteksi batik dengan metode deep learning dalam kecerdasan buatan.
BACA JUGA:
Untuk menyempurnakan aplikasi ini, mahasiswi cantik ini mencari sumber data berupa 9 ribu gambar atau foto pattern dari 15 jenis batik dari berbagai daerah. Untuk menggunakan aplikasi ini cukup memanfaatkan gambar yang diambil dari kamera handphone atau dari galeri handphone kemudian dimasukkan dalam sistem pendeteksi dalam aplikasi, akan muncul batik tersebut berasal dari daerah mana.
Sementara itu Evan Tanuwijaya, dosen pembimbing menuturkan bahwa aplikasi ini memanfaatkan teknologi tense flow yang digunakan untuk membuat kecerdasan buatan dalam aplikasi sehingga dengan memanfaatkan gambar bisa memprediksi hasil. Untuk saat ini aplikasi ini masih bisa mendeteksi 15 jenis batik.
BACA JUGA:
Jika nantinya dikembangkan lagi bisa mendeteksi semua batik, yakni sekitar 5800 batik yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Maka aplikasi tersebut akan terus dikembangkan.
(Marieska Harya Virdhani)