Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Senior Diduga Aniaya Junior Pasca Ospek, Ini Klarifikasi Kampus

Avirista Midaada , Jurnalis-Selasa, 26 September 2023 |21:01 WIB
Senior Diduga Aniaya Junior Pasca Ospek, Ini Klarifikasi Kampus
Senior diduga aniaya junior di kampus (Foto: Avirista Midaada)
A
A
A

MALANG - Pihak kampus di Malang, Jawa Timur, angkat bicara terkait viralnya dugaan pengeroyokan oleh senior terhadap juniornya di kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang. Sejumlah pihak mulai dari panitia ospek terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), serta para terduga korban dari mahasiswa baru (maba) telah menjalani mediasi dari rektorat Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang.

Kepala Biro (Kabiro) Kemahasiswaan Unitri Zuhdi Ma'sum menyatakan, pihaknya telah memanggil seluruh pihak yang terlibat dugaan pertikaian di video yang beredar viral di media sosial. Hasilnya dikatakan Zuhdi sudah dicapai perdamaian dan kedua belah pihak bahkan telah bersalam-salaman.

 BACA JUGA:

"Sudah salam-salaman, karena sebenarnya kedua belah pihak juga ada luka. Tapi kita biarkan saja, pada dasarnya kita sama-sama setuju dan kita lakukan pembinaan," ucap Zuhdi Ma'sum ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (26/9/2023).

Kedua belah pihak juga sudah mulai menginformasikan ke pihak keluarga maba yang diduga menjadi korban pengeroyokan. Hasilnya beberapa keluarga diklaimnya telah sepakat berdamai, karena insiden yang terjadi pada ospek hari pertama Senin kemarin (25/9/2023) sekitar pukul 08.00 WIB, murni kesalahpahaman antara panitia ospek maba dengan pihak maba.

"Di satu sisi dia (panitia ospek) ingin menegakkan kedisiplinan, di satu sisi dia (panitia ospek) belum tahu sebatas mana dia harus pressing orang, sebatas mana, harus diserahkan ke yang lebih tinggi, kemarin kita kesulitan juga, panitia kalau ada apa-apa dan tidak bisa mengatasi disampaikan ke kemahasiswaan," katanya.

Terlebih saat ospek para panitia disebut Zuhdi juga sudah mulai lelah dengan segala persiapan sejak hari Sabtu, Minggu, dan di hari Senin saat tindakan dugaan pengeroyokan terjadi di area kampus. Namun ia memastikan pihak rektorat sudah bertindak dengan menegakkan aturan dan melakukan mediasi terhadap pihak-pihak yang terlibat di video beredar tersebut.

"Situasinya waktu itu memang lagi mengatur 1.000 mahasiswa lebih BEM, DPM. Jadi tensinya agak tinggi, tentunya kita berharap hal ini bisa jadi pembelajaran terutama bagi mahasiswa juga, bagaimana memimpin, tadi kita juga sudah ketemu rektor juga, menegakkan bukan berarti harus menegakkan, tetap ada pimpinan yang ada di atasnya," jelasnya.

Zuhdi juga mengklaim pihak keamanan kampus dan beberapa dosen telah berupaya melerai pengeroyokan tersebut. Namun karena jumlah mereka sedikit, di video terlihat justru terjadi kontak fisik antar para panitia ospek dengan mahasiswa baru.

"Jadi sebagian besar melerai, begitu ada kontak langsung dilerai, tapi karena spontan melerai kelihatannya grudukan, tapi dia masih bisa lari. Jadi itu hanya tindakan spontan dia untuk melindungi dirinya, dan tindakan spontan panitia, agar tidak terjadi pengeroyokan atau hal-hal yang di luar itu, sebenarnya semuanya tidak ingin terjadi," paparnya.

Apalagi di video itu dikatakan Zuhdi juga tak utuh, sebab di saat para mahasiswa masuk ke ruangan terlihat seperti terjadi kontak fisik dan pemukulan. Namun ia memastikan tidak ada insiden pemukulan, tetapi ia tak menampik bila terjadi kontak fisik berupa saling dorong.

"Sebenarnya nggak ada kalau dilihat di situ kita juga nggak terlihat terlalu jelas, kalau dilihat dari pengakuan masing-masing pihak yang semua. Sebisa mungkin kita hindari (tindakan kekerasan)," ujarnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement