JAKARTA- Kenapa jangkrik bersuara keras pada malam hari menjadi pertanyaan banyak orang. Jangkrik dikenal sebagai salah satu serangga yang memiliki suara nyaring.
Meski bisa berbunyi kapan saja, namun jangkrik umumnya akan bersuara lebih keras pada malam hari. Hal ini rupanya terjadi bukan tanpa alasan.
Lantas, kenapa jangkrik bersuara pada malam hari? Dilansir dari All Pest Pros, Selasa (11/7/2023), jangkrik merupakan serangga yang hanya akan berkicau di keheningan, hal ini terjadi karena mereka sangat sensitif terhadap getaran dan kebisingan. Kondisi ini juga menjadi bagian dari mekanisme jangkrik dalam mempertahankan diri dari predator.
Kebanyakan predator jangkrik lebih aktif di siang hari, sehingga jangkrik tak banyak bersuara pada waktu tersebut. Sebaliknya, saat malam hari sebagian besar predatornya sudah tidak aktif sehingga jangkrik banyak bersuara.
Pada malam hari, kebisingan dan gangguan manusia juga cenderung berkurang. Karena itu, jangkrik merasa lebih aman untuk mengeluarkan suara mereka tanpa terganggu oleh suara-suara yang lebih keras atau aktivitas manusia.
Malam juga memberikan kondisi yang lebih tenang, sehingga suara jangkrik dapat dengan jelas terdengar oleh jangkrik lain di sekitarnya.
Jangkrik berkicau dengan kecepatan yang berbeda tergantung pada spesies dan suhu lingkungannya. Sebagian besar spesies berkicau dengan kecepatan yang lebih tinggi, berarti semakin tinggi suhunya. Hubungan antara suhu dan kecepatan kicau dikenal sebagai hukum Dolbear.
Tidak hanya itu saja, suara jangkrik adalah salah satu cara utama bagi pejantan untuk menarik perhatian betina. Mereka menggunakan suara yang keras dan khas untuk menunjukkan keberadaan mereka dan menarik pasangan untuk kawin.
Suara jangkrik di malam hari juga dapat digunakan sebagai penangkis potensi adanya ancaman. Nyayian tersebut juga berfungsi untuk mengatur wilayah serta klaim akses betina ke wilayah tersebut.
Demikian alasan kenapa jangkrik bersuara lebih keras di malam hari. Suara jangkrik yang khas menjadi bagian dari lanskap suara malam dan menjadi tanda khas dari kehidupan di alam liar.
(RIN)
(Rani Hardjanti)