UPH: Lulusan Arsitektur Harus Mampu Desain dan Menata Ruang Lebih Bermakna
JAKARTA – Dunia arsitektur ke depan tak boleh berada dalam pemikiran sempit yang cuma perkara menata ruang. Namun pendidikan arsitektur mesti berubah dan bertransformasi
Hal itu diutarakan Kepala Prodi Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH), Andreas Yanuar Wibisono, saat menghadiri pameran karya arsitektur bertajuk Studio Research-Design Architecture 2 Exhibition di Menara Astra, Jakarta Pusat yang diadakan Program Studi Arsitektur UPH.
"Transformasi itu tidak hanya fokus pada arsitektur dalam wujud fisiknya. Tapi, kita harus mampu berpikir apa dampak dari wujud fisik ini ke manusia," ujar Andreas, Selasa (4/7/2023).
Oleh karena itu, lulusan arsitektur ke depan harus mampu mendesain dan menata ruang lebih bermakna. Seperti penataan atau perancangan ruang yang membuat manusia nyaman.
"Misalnya bisa dengan memikirkan kualitas ruang tertentu, terus manusianya jadi nyaman, bisa bekerja dengan optimal, jadi eksplorasi bukan hanya bentuk tapi balik ke manusia. Kalau dalam skala yang lebih luas lagi tentang sustainability, tentang lingkungan," jelasnya.
Rektor UPH, Jonathan L Parapak menambahkan, pameran tersebut merupakan kombinasi dari kreativitas, kolaborasi, dan transformasi. Sehingga, Ia yakin transformasi kehidupan juga bisa terjadi melalui transformasi arsitektur.
