Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peneliti Unair Ungkap Bahaya TAR Sebabkan Penyakit pada Perokok

Amelia Hermawan , Jurnalis-Sabtu, 15 April 2023 |11:22 WIB
Peneliti Unair Ungkap Bahaya TAR Sebabkan Penyakit pada Perokok
Foto: dok Unair
A
A
A

JAKARTA – Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Shoim Hidayat, mengatakan, nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR.

Padahal, faktanya TAR yang merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan aktivitas merokok.

“Jadi, nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam TAR,” ujarnya, Sabtu (15/4/2023).

Sebagai langkah antisipatif, Shoim menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan TAR. Jika sulit, perokok dewasa dapat beralih ke produk tembakau alternatif. Karena menerapkan sistem pemanasan sehingga menghasilkan uap air (aerosol). Oleh karena itu, profil risikonya jauh lebih rendah daripada rokok.

“Potensi untuk terjadinya penyakit akibat bahan kimia sangat ditentukan oleh kadarnya. Kalau sangat besar maka berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi, kalau yang masuk itu kecil, ya potensinya kecil,” kata dia.

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru, dr. Yahya, mengungkapkan, produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap air atau aerosol. Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol, bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok.

Menurutnya, rokok elektrik jauh berbeda dengan rokok. Karena dia hanya berisi uap air dan beberapa essens.

“Dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,”ungkap Yahya.

Kandungan dalam rokok seperti TAR dapat masuk ke rongga mulut dan lapisan terluar gigi, enamel, sehingga membuatnya berwarna kekuningan atau kecokelatan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement