Biasanya, siswa yang mendapatkan ranking rendah atau posisi terakhir akan dicap bodoh dan terkena marah orang-orang terdekat.
Sistem ranking sebetulnya bertujuan untuk memotivasi siswa agar bisa bersaing dengan teman-temannya.
Sehingga yang terjadi adalah siswa harus melakukan pekerjaan yang lebih berat yaitu belajar dengan jauh lebih tekun.
“Seperti pernyataan Andi Gunawan dalam buku yang ditulisnya, ‘sistem ranking itu adalah sistem yang tidak adil dan berbahaya bagi perkembangan konsep diri anak.
Jika sebuah kelas terdiri dari 40 anak, maka semakin rendah rankingnya, berarti semakin bodoh anak itu. Anak akan berpikir secara linear dan cenderung akan menerima kenyataan bahwa dia bodoh karena berada di ranking terbawah’,” jelas Danang.
Lanjut lagi, Danang mengatakan bahwa sistem IPK atau nilai adalah salah satu alasan terbesar banyak mahasiswa atau pelajar yang ingin mendapatkan nilai tinggi. Bahkan tidak jarang mahasiswa atau pelajar itu melakukan segala bentuk usaha seperti menyontek dan berbuat curang.