BANDUNG BARAT - Rendahnya minat baca masyarakat di Kabupaten Bandung Barat (KBB) membuat berbagai pihak prihatin.
Kondisi rendahnya minat baca ini kemudian menjadi sorotan dari Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) KBB.
Penasihat FTBM KBB, Wildan Awaludin mengatakan, untuk menyikapi persoalan rendahnya minat baca di KBB, sangat penting untuk menghadirkan gerakan budaya literasi.
Salah satunya dengan kemampuan membaca dan menulis.
BACA JUGA:Pemprov Jawa Timur Fasilitasi Kebutuhan Literasi Digital
"Literasi itu adalah tugas kita semua, berbicaranya sederhana, memikirkannya harus sama-sama," katanya kepada wartawan, Sabtu (24/9/2022).
Menurutnya, gerakan budaya literasi ini perlu digaungkan menjadi gerakan positif. Oleh karenanya, pihaknya mengajak masyarakat dan instansi terkait untuk turut mendukung gerakan tersebut. Terlebih pascapandemi COVID-19, sudah tidak ada larangan lagi untuk berkumpul berkegiatan.
Selama ini sebelum adanya pandemi COVID-19, gerakan budaya literasi di KBB berjalan dengan masif. Kendati demikian, saat pandemi berlangsung semua lini menjadi terhambat. Termasuk kegiatan menebarkan semangat membaca buku ke warga masyarakat yang dialihkan dari konvensional ke digital.
"Setelah pandemi kita harus bangkit kembali, dari yang biasa kumpul dan berdiskusi buku, semua dialihkan ke ruang digital pada saat pandemi," ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, saat pandemi banyak informasi-informasi yang tidak benar bertebaran di kalangan masyarakat. Maka dari itu, saat ini pihaknya mengenalkan literasi digital ke institusi pendidikan di KBB agar lebih jernih menyaring informasi.
"Saat ini kami menebarkan semangat literasi digital ke sekolah-sekolah, seperti menyosialisasikan berbagai konten yang positif di sosial media, melatih para konten kreator," tuturnya.
Penulis sekaligus penyair, Eriandi Budiman menambahkan, banyak tenaga pendidik di KBB yang menyampaikan ilmunya tidak hanya di kelas. Bahkan, para guru di KBB sudah mulai menulis dan menerbitkan buku. "Gerakan literasi ini perlu kolaborasi bersama-sama, antara instansi terkait, penulis, penggiat literasi, guru, dan juga masyarakat,"
(Natalia Bulan)