"Rapor berwujud lembaran kertas yang dijilid per 1 tahun ajaran," tulisnya lagi.
Ia kemudian juga menjelaskan bahwa penilaian dalam rapor tersebut tidak menggunakan angka melainkan membubuhkan bentuk-bentuk bidang yang terdiri dari segitiga, lingkaran, dan lingkaran dobel.
Bentuk penilaian seperti itu pun ada maksudnya tersendiri.
"ARTINYA: "Segitiga": sedikit lagi mencapai target. "Lingkaran": sudah memenuhi target. "Lingkaran dobel": melebihi target. Semua dalam perspektif "positif thinking"" tulis akun @fredyfre menjelaskan.
Tak hanya itu, video ini juga menjelaskan bahwa dalam rapor siswa SD di Jepang juga tidak ada sistem ranking karena dikatakan setiap anak hebat dengan karakternya sendiri-sendiri.
Sontak, unggahan ini pun menarik komentar dari para netizen yang melihatnya.