"Yang mengejutkan bahwa anak-anak SMA-pun rangking di atas S1 dan S2," ungkap Moeldoko.
Lebih lanjut Moeldoko menjelaskan mereka yang lolos hingga tahap akhir SSP semua kaya atas pengetahuan, karena dia bisa mencari pengetahuan darimana saja ada di genggaman.
"Pengetahuan kaya, tapi pengalaman perlu diberikan. Untuk itu KSP memberikan ruang untuk anak-anak ini pengalaman mengelola negara," terang Moeldoko.
Di SSP yang diselenggarakan oleh KSP tersebut nantinya mereka diberikan manajemen negara seperti ini, hirarki perundangan seperti ini, isu-isu dalam bernegara itu seperti apa.
"Deliverinya learning by doing jadi misalkan reforma agraria case seperti ini kita bisa menyelesaikan berbagai case yang terjadi, dari praktek kita akan lakukan," tutur Moeldoko.
Sehingga para peserta SSP bisa memahami mengelola negara tidak mudah, berbagai persoalan luar biasa tetapi negara harus turun menanganinya.
"Harapan saya setelah mereka keluar dari SSP ini mereka terisi hati dan pikirannya mengelola negara, sebuah kebijakan yang dikeluarkan tidak cukup dengan kekuatan, kekuasaan, tidak cukup dengan paksaan, tapi bagaimana kebijakan itu dibarengi dengan kebajikan," lanjutnya.