GUNUNGKIDUL - Tahun ajaran baru telah dimulai, para guru dan siswa pun kembali beraktivitas setelah 2 tahun sekolah tidak bertatap muka.
Kini pun siswa dan guru pun harus belajar di sekolah masing-masing lagi.
Tak terkecuali dengan siswa dan guru di SDN 2 Kenteng, Kelurahan Kenteng Kapanewon Ponjong Gunungkidul, selain belajar mengajar, ada aktivitas yang harus dilakukan oleh para guru di sekolah itu.
Setiap hari mereka harus antar jemput para siswa yang rumahnya jauh dari sekolah.
Setiap pagi, guru ataupun penjaga sekolah bergantian menjemput siswa ke sekolah dan mengantarnya kembali ke rumah masing-masing.
Aksi sosial ini viral kembali di media sosial, info.terupdate. Dalam video yang dibagikan tersebut nampak kepala sekolah SDN 2 Kenteng, Mateus Broto Sugondo menjemput siswanya menggunakan sepeda motornya.
Postingan tersebut mengundang banyak komentar dari warganet.
Kamis (14/7/2022) pagi, media ini berkesempatan menyambangi SD N 2 Kenteng dan turut serta menjemput para siswa di tempat mereka.
Namun bukan menggunakan sepeda motor, SD N 2 Kenteng sudah mendapatkan bantuan 1 unit mobil Grandmax dari donatur.
Untuk menuju ke lokasi para siswa memang harus menempuh perjalanan melalui jalan corblok yang licin.
Kontur jalan yang naik turun membuat sopir memang harus ekstra hati-hati. Terlebih selepas hujan, tentu jalannya lebih licin dari biasanya.
Rasa was-was karena kondisi jalan yang cukup sulit akan terbayar dengan senyuman ketika anak-anak yang dijemput berteriak kegirangan menyambut mobil penjemputan.
Seringai senyuman para siswa ini menjadi obat bahagia guru yang menjemputnya.
Sugondo menuturkan, sebelum tahun 2008, antar jemput siswa ini sebenarnya sudah dilakukan di era kepempinan kepala sekolah sebelum ia menjabat.
Dan sejak ia datang ke sekolah tersebut tahun 2016 yang lalu, kegiatan antar jemput siswa semakin diintensifkan.
"Mulai 2016 saya memaksimalkan antar jemput yaitu melaksanakannya dengan baik dan sungguh-sungguh,"ujar dia, Kamis.
SD N 2 Kenteng ini melayani siswa dari 6 Padukuhan dan 4 di antaranya harus dilayani dengan antar jemput. Pasalnya jarak antara sekolah dengan Padukuhan tersebut cukup jauh.
Jaraknya mencapai 1,5 hingga 2,5 kilometer. Padahal tidak semua orangtua memiliki kendaraan untuk mengantar anaknya sekolah.
Kala itu pihak sekolah berinisiatif melakukan antar jemput agar para siswa tidak ada lagi yang tidak masuk sekolah dan putus sekolah.
Apalagi alasannya karena tidak ada yang mengantar ke sekolah dengan alasan jauh ketika jalan kaki.
Kala itu, semua guru wajib untuk melakukan antar jemput sekolah terlebih dahulu.
Tak terkecuali dengan guru bernama Ngajilan yang rumahnya berada di Kalurahan Srihardonk Kapanewon Pundong Kabupaten Bantul yang jaraknya mencapai 62 kilometer.
"Dulu semua antar jemput siswa pakai motor sendiri,"terang dia.
Dan tahun 2019 yang lalu mereka mendapat bantuan sepeda motor dan juga mobil dari dua donatur berbeda.
Kini aksi antar jemput siswa tersebut masih mereka lakukan demi pengabdian kepada masyarakat sekitar.
Memiliki mobil untuk antar jemput memang bukan persoalan yang gampang.
Karena setiap hari mereka harus mengeluarkan biaya untuk operasional. Belum lagi pemeliharaan dan pajak tahunan.
"Semua guru di sini patungan. Seikhlas mereka, nanti untuk biaya operasional ataupun pemeliharaan dan juga pajak,"terangnya.
Saat ini ada 23 siswa yang terpaksa harus diantar jemput. Masing-masing 15 siswa berasal dari Dusun Parampelan 1 dan Parampelan 2, 7 siswa dari Dusun Cermai dan 1 siswa dari Dusun Gebluk.
Mulai pukul 06.0 WIB, sekolah telah melakukan penjemputan.
Ada 3 orang guru laki-laki dan seorang guru perempuan yang bergantian melakukan penjemputan di SD yang berjarak 25 kilometer dari ibukota Kabupaten Gunungkidul, Wonosari.
Tak hanya antar jemput siswa, jika ada warga sekitar yang meminta bantuan diantar ke suatu tempat mereka akan melayani dengan senang hati.
(Natalia Bulan)