Postingan tersebut mengundang banyak komentar dari warganet.
Kamis (14/7/2022) pagi, media ini berkesempatan menyambangi SD N 2 Kenteng dan turut serta menjemput para siswa di tempat mereka.
Namun bukan menggunakan sepeda motor, SD N 2 Kenteng sudah mendapatkan bantuan 1 unit mobil Grandmax dari donatur.
Untuk menuju ke lokasi para siswa memang harus menempuh perjalanan melalui jalan corblok yang licin.
Kontur jalan yang naik turun membuat sopir memang harus ekstra hati-hati. Terlebih selepas hujan, tentu jalannya lebih licin dari biasanya.
Rasa was-was karena kondisi jalan yang cukup sulit akan terbayar dengan senyuman ketika anak-anak yang dijemput berteriak kegirangan menyambut mobil penjemputan.
Seringai senyuman para siswa ini menjadi obat bahagia guru yang menjemputnya.
Sugondo menuturkan, sebelum tahun 2008, antar jemput siswa ini sebenarnya sudah dilakukan di era kepempinan kepala sekolah sebelum ia menjabat.
Dan sejak ia datang ke sekolah tersebut tahun 2016 yang lalu, kegiatan antar jemput siswa semakin diintensifkan.
"Mulai 2016 saya memaksimalkan antar jemput yaitu melaksanakannya dengan baik dan sungguh-sungguh,"ujar dia, Kamis.
SD N 2 Kenteng ini melayani siswa dari 6 Padukuhan dan 4 di antaranya harus dilayani dengan antar jemput. Pasalnya jarak antara sekolah dengan Padukuhan tersebut cukup jauh.
Jaraknya mencapai 1,5 hingga 2,5 kilometer. Padahal tidak semua orangtua memiliki kendaraan untuk mengantar anaknya sekolah.
Kala itu pihak sekolah berinisiatif melakukan antar jemput agar para siswa tidak ada lagi yang tidak masuk sekolah dan putus sekolah.
Apalagi alasannya karena tidak ada yang mengantar ke sekolah dengan alasan jauh ketika jalan kaki.
Kala itu, semua guru wajib untuk melakukan antar jemput sekolah terlebih dahulu.
Tak terkecuali dengan guru bernama Ngajilan yang rumahnya berada di Kalurahan Srihardonk Kapanewon Pundong Kabupaten Bantul yang jaraknya mencapai 62 kilometer.