JAKARTA - Berikut ini adalah 4 tokoh sastrawan Indonesia yang punya karya yang luar biasa dan banyak yang mengidolakannya.
Indonesia memang memiliki banyak sastrawanyang memberikan terobosan terhadap ide-ide nasionalis.
Bahkan, sejumlah karya sastrawan Indonesia juga mengajarkan emansipasi wanita hingga muncullah gerakan kesetaraan setiap manusia.
Ini dia tokoh-tokoh sastrawan Indonesia yang punya karya luar biasa sepanjang hidupnya.
1. Marah Rusli
Angkatan lama pasti tidak asing dengan nama sastrawan yang satu ini.
Marah Rusli memang digadang-gadang merupakan salah satu sastrawan Indonesia terbaik pada era Balai Pustaka.
Salah satu karya terkenalnya, Siti Nurbaya, masih diperbincangkan hingga kini.
Banyak pula yang menjadikan novel Siti Nurbaya sebagai bahan penelitian.
Marah Rusli bin Abu Bakar lahir di Padang, Sumatra Barat pada 7 Agustus 1889.
Siti Nurbaya (Sebuah Roman) yang terbit pada 1920 dianggap sebagai pencapaian terbesarnya hingga Pemerintah Rusia memberikan hadiah tahunan di bidang sastra kepada Marah Rusli pada tahun 1969.
Karya tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia.
Selain Siti Nurbaya, ia juga banyak menerbitkan karya fenomenal seperti La Hami pada tahun 1924, Anak dan Kemenakan di tahun 1956, Memang Jodoh, dan Tesna Zahera yang merupakan naskah roman.
2. Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer merupakan salah satu sastrawan yang paling berpengaruh di Angkatan 45.
Ia lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 6 Februari 1925.
Pramoedya Ananta Toer dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan gerakan nasionalisme.
Kegigihannya ini kerap membuatnya bolak-balik ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
Misalnya pada 22 Juli 1947, ia ditangkap marinir Belanda akibat menyimpan dokumen gerakan bawah tanah yang dianggap menentang Belanda.
Ia juga sempat mendekam di penjara di Pulau Edam dan di Bukit Duri, Jakarta hingga tahun 1949.
Sejumlah karyanya yang terkenal adalah Bumi Manusia, Di Tepi Kali Bekasi, Anak Semua Bangsa, dan Gadis Pantai.
3. Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono merupakan salah satu sastrawan pada Angkatan 50-an. Ia lahir di Surakarta, 20 Maret 1940.
Ia dikenal dengan puisi-puisinya yang menggunakan bahasa sederhana namun tetap bernuansa romantis.
Sejumlah puisinya yang terkenal ialah Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Saking populernya puisi-puisi Sapardi Djoko Damono, sebagian besar puisinya dibuat musikalisasi.
4. Chairil Anwar
Chairil Anwar merupakan sastrawan Angkatan 45 yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922.
Ia adalah penyair yang memiliki julukan Si Binatang Jalang karena salah satu puisinya yang berjudul Aku.
Ia disebut-sebut juga sebagai pelopor sastrawan dari Angkatan 45 sekaligus puisi modern Indonesia.
Semasa hidupnya, Chairil Anwar telah menulis sekitar 94 karya, dengan 70 di antaranya merupakan puisi.
Oleh Pustaka Rakyat, seluruh karyanya diterbitkan dalam bentuk kompilasi dengan judul Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950).
Tiga Menguak Takdir diterbitkan bersama sastrawan Asrul Sani dan Rivai Apin.
(Natalia Bulan)