Praktik ritual seks di Makam Pangeran Samudro tersebut dilegitimasi oleh tafsir yang sengaja dibelokkan oleh beberapa orang tentang riwayat dan wasiat Pangeran Samudro.
Menurut juru kunci makam, Pangeran Samudro adalah putra Raja Terakhir Majapahit yang melakukan perjalanan mencari sanak-saudaranya. Dalam perjalanan itulah Pangeran Samudro wafat dan berwasiat bahwa siapa saja yang nantinya datang berziarah harus mempunyai hati yang senang, percaya, dan mantap seperti akan datang ke rumah kekasihnya.
“Wasiat itulah yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang ngalap berkah di Makam pangeran Samudro harus berhubungan badan,” papar Taufiqurrahman, dilansir dari laman UGM.
Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, ada beberapa orang yang mempunyai kepentingan terkait pelaksanaan ritual seks tersebut. Mereka secara ekonomis diuntungkan berkat adanya praktik ritual seks itu, sehingga secara sadar mereka berupaya agar mitos yang mengharuskan peziarah Makam Pangeran Samudro untuk melakukan ritual seks bisa tetap bertahan dan dipercaya sebagai sesuatu yang sah di masyarakat.