MALANG - Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) membuat krim anti jerawat dikombinasikan dengan limbah kulit buah durian. Krim anti jerawat dari limbah kulit durian buatan Putri Ayu M, Nur Khasanah, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota, dan Dita Rahmaningtyas di bawah bimbingan dosen Zubaidah Ningsih, diklaim lebih efektif mengurangi jerawat dibandingkan produk krim jerawat yang ada di pasaran.
Ketua tim, Putri Ayu AS menyebut, kandungan senyawa antibakteri pada kulit durian berupa flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid, dinilai lebih efektif menghilangkan jerawat, dibandingkan krim jerawat yang terdapat di pasaran.
โKrim anti jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian dinilai lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat sebesar 15,8 mm. Selain didukung dengan kemampuan daya hambat yang tinggi, kulit buah durian memiliki senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid,โ kata Putri Ayu melalui keterangan tertulisnya, Rabu (29/9/2021).
Baca Juga:ย ย Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa UNS Sabet 2 Gelar Juara di Kancah Dunia
Mengolah limbah kulit durian menjadi sebuah krim anti jerawat bukanlah mudah, perlu proses diawali mengolah limbah kulit durian lebih dahulu dibersihkan. Kemudian, dipotong tipis-tipis pada bagian dalam kulitnya. Selanjutnya proses pengovenan pada suhu 60 derajat Celsius selama 2 x 24 jam.
Selanjutnya, kulit durian ini dilakukan penimbangan beratnya dan penghalusan menggunakan blender lalu dikayak. Setelah itu dilakukan ekstrasi secara maserasi, kemudian dipisah pelarutnya menggunakan rotary evaporator hingga memperoleh ekstrak kulit buah durian. Ekstrak kulit buah durian inilah yang nantinya diolah menjadi krim anti jerawat, untuk pengobatan jerawat.
Putri menjelaskan, bila pengobatan jerawat umumnya diberikan dengan dioleskan pada kulit (pengobatan topikal) dan pengobatan yang diberikan dengan cara dikonsumsi seperti obat (pengobatan sistemik). Tapi pengobatan secara oles ini memiliki efektivitas lebih tinggi, dibanding dengan diberikan secara oral.
Baca Juga:ย ย Mahasiswa UNY Garap Box Penyimpan Sayur yang Bisa Dikendalikan Smartphone
Hal tersebut karena menyebabkan resistensi antibiotik di dalam tubuh, sehingga dari sana dibuatlah krim anti jerawat melalui teknologi nanoemulsi.
"Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet <200 nm serta luas permukaan yang besar ini dapat memberikan efek hidrasi sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi risiko peradangan jerawat," jelasnya.