JAKARTA - Tidak mudah untuk bisa beradaptasi menjalani puasa di luar negeri. Apalagi dengan banyaknya perbedaan yang ada. Butuh waktu sampai akhirnya kita bisa terbiasa.
Seperti yang dialami oleh mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Nanchang, Tiongkok, Siti Marwah. Dia mengaku, butuh waktu beberapa lama sampai akhirnya bisa lancar menjalani puasa di negeri Tirai Bambu tersebut.
"Butuh beberapa hari untuk bisa beradaptasi karena kami disini puasa kurang lebih 17 jam," ungkapnya melalui surat elektronik kepada Okezone, belum lama ini.
Waktu imsak di Tiongkok sendiri pukul 3.46 pagi. Sedangkan untuk berbuka baru pada pukul 7.24 malam.
Hal serupa dialami oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani PARE Program di Universitas Hokkaido, Jepang, Mohammad Fikri Pomalingo. Dia merasa sangat berat menjalani puasa di Jepang di awal Ramadan.
Untuk menyiasatinya, Fikri pun memiliki sejumlah tips agar ringan menjalani puasa. Salah satunya adalah dengan selalu beraktivitas.
"Pertama, perbanyak mengaji. Kedua, meningkatkan salat berjamaah, dan ketiga adalah selalu beraktivitas. Karena tanpa aktivitas waktu akan berjalan terasa lambat," tambahnya. (afr)
(Rifa Nadia Nurfuadah)