Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sulitnya Adaptasi Jalani Puasa di Luar Negeri

Afriani Susanti , Jurnalis-Kamis, 16 Juli 2015 |19:05 WIB
Sulitnya Adaptasi Jalani Puasa di Luar Negeri
Perlu beradaptasi untuk menjalani puasa di luar negeri. (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Tidak mudah untuk bisa beradaptasi menjalani puasa di luar negeri. Apalagi dengan banyaknya perbedaan yang ada. Butuh waktu sampai akhirnya kita bisa terbiasa.

Seperti yang dialami oleh mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Universitas Nanchang, Tiongkok, Siti Marwah. Dia mengaku, butuh waktu beberapa lama sampai akhirnya bisa lancar menjalani puasa di negeri Tirai Bambu tersebut.

"Butuh beberapa hari untuk bisa beradaptasi karena kami disini puasa kurang lebih 17 jam," ungkapnya melalui surat elektronik kepada Okezone, belum lama ini.

Waktu imsak di Tiongkok sendiri pukul 3.46 pagi. Sedangkan untuk berbuka baru pada pukul 7.24 malam.

Hal serupa dialami oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani PARE Program di Universitas Hokkaido, Jepang, Mohammad Fikri Pomalingo. Dia merasa sangat berat menjalani puasa di Jepang di awal Ramadan.

Untuk menyiasatinya, Fikri pun memiliki sejumlah tips agar ringan menjalani puasa. Salah satunya adalah dengan selalu beraktivitas.

"Pertama, perbanyak mengaji. Kedua, meningkatkan salat berjamaah, dan ketiga adalah selalu beraktivitas. Karena tanpa aktivitas waktu akan berjalan terasa lambat," tambahnya. (afr)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement