JAKARTA - Lagi, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mempersembahkan prestasi. Kali ini giliran Agus Zainal Arifin dan Sri Fatmawati yang meraih penghargaan dalam Ristek-Kalbe Science Awards (RKSA) 2014.
Sri Fatmawati mendapatkan mendapatkan penghargaan untuk kategori Young Scientist Award (YSA). Penghargaan itu diberikan kepada peneliti muda berbakat dengan usia di bawah 40 tahun.
Follow Berita Okezone di Google News
Sedangkan Agus Zainal Arifin yang merupakan Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTIf) ITS menempati urutan kedelapan dari 10 finalis dalam kategori Best Research Award. Dalam kompetisi tersebut, dia mengusung judul penelitian "Computer-Aided System for Indetifying Osteoporosis Using Dental Panoramic Radiographs".
"Saya sangat bersyukur dapat meraih penghargaaan 10 finalis kategori Best Research Award 2014 ini. Penelitian yang saya geluti sejak 2004 ini akhirnya membuahkan hasil yang maksimal," kata Agus, seperti dinukil dari ITS Online, Selasa (14/10/2014).
Penelitian Agus tersebut berorientasi pada pembuatan sistem yang dapat mendeteksi sejak dini penyakit osteoporosis dengan menggunakan foto pada gigi. Inovasi itu, lanjutnya, bisa menghemat alat deteksi menggunakan foto tulang punggung.
"Karena pendeteksian menggunakan tulang punggung sangat mahal, maka dibuatlah software yang dapat mendeteksi osteoporosis dengan gigi yang harganya relatif lebih murah," tuturnya.
Ristek-Kalbe Science Awards (RKSA) merupakan ajang yang dihelat untuk memberikan penghargaan kepada peneliti dan hasil penelitian dalam bidang farmasi, kedokteran, pangan fungsional, life science, dan teknologi kesehatan. Penghargaan Ristek-Kalbe Science Awards sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu Young Scientist Award (YSA) dan Best Research Award (BRA).
Kategori Young Scientist Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada peneliti muda Indonesia yang berprestasi dalam berbagai penelitian. Selain itu, mereka juga memberikan pengaruh positif dalam bidang life science dan teknologi dalam bidang kesehatan untuk kategori Best Research Award.
(rfa)
