JAKARTA - Contoh unsur intrinsik cerpen sudah selayaknya diketahui dengan benar dan tepat. Pasalnya unsur intrinsik cerpen berperan penting dalam membangun sebuah karya cerita pendek atau cerpen.
Dalam proses pembuatannya, cerpen akan menitikberatkan tulisan dengan mengandalkan pada cerita fiksi, tokoh, serta kejadian atau peristiwa. Di sinilah peran unsur intrinsik cerpen dalam membangun cerita.
Lantas, apa saja unsur intrinsik yang perlu diperhatikan dalam penulisan cerpen? Berikut Okezone telah merangkum dari beberapa sumber, Kamis (21/9/2023), terkait contoh unsur intrinsik cerpen.
Menurut Sehandi (2014), penulis yang menggunakan unsur intrinsik otomatis menggunakan teori strukturalisme. Hal itu berarti penulis memberi penekanan analisis yang terbentuk berdasarkan unsur intrinsik.
Menurutnya, unsur intrinsik setidaknya terdiri dari plot, penokohan, latar, tema, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Semua poin tersebut akan berperan besar sebagai fondasi dalam membangun struktur karya tulis khususnya cerita pendek.
Ada beberapa ciri-ciri yang perlu dipahami dalam membuat cerpen dengan menerapkan unsur intrinsik. Berikut rinciannya:
Bersifat fiktif yang bersumber dari karangan penulis
Cerpen tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata
Penulisan cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat
Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.
Cerpen hanya memiliki satu alur cerita tunggal saja
Unsur intrinsik cerpen terdiri dari tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya bahasa. Berikut ulasannya.
1. Penokohan / Tokoh
Dalam pembuatan cerpen harus lebih dulu memperhatikan tokoh yang berperan penting dalam bangunan sebuah cerita. Tokoh kerap menjadi cara pengarang untuk menggambarkan karakter dalam sebuah cerita.
Penokohan dalam sebuah cerita cerpen biasanya terbagi dalam beberapa jenis karakter. Di antaranya ada karakter jahat (Antagonis), karakter baik (Protagonis) dan karakter netral (Tritagonis).
2. Alur Cerita
Unsur intrinsik cerpen yang kedua yakni alur cerita. Pengertian alur cerita kerap menjadi sebuah plot atau jalan cerita dari rangkaian sebuah peristiwa cerpen. Dalam penulisan cerpen alur cerita harus dibuat semenarik mungkin supaya dapat menjaga minat baca khalayak dari halaman pertama hingga halaman terakhir.
3. Latar
Latar atau setting merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan cerita pendek. Pastikan dalam penulisan cerpen harus memperhatikan tempat, waktu dan peristiwa dari cerita. Unsur yang satu ini akan memberikan ikatan emosi pembaca pada suatu cerita. Meskipun terkesan imajinatif namun pembaca dapat membayangkan hadir dalam sebuah cerita secara imajinatif dalam pikirannya.
4. Sudut Pandang
Unsur keempat yang perlu diperhatikan dalam penulisan cerpen yakni sudut pandang. Dalam penulisannya pengarang pasti harus memilih salah satu sudut pandang baik dari orang pertama, kedua, ataupun ketiga.
5. Tema
Hal kelima yang perlu dipahami dalam penulisan cerpen yakni tema. Mengapa tema disebut penting? Hal ini dikarenakan bahwa tema merupakan unsur paling penting dalam rangkaian pembuatan cerpen. Sebab tema mencakup makna dan isi keseluruhan cerpen sehingga sangat mendasar.
6. Amanat
Unsur Intrinsik cerpen yang keenam adalah amanat. Pada tahapan ini pengarang tidak hanya membuat cerita saja, akan tetapi juga menyediakan ruang untuk memberikan amanat. Unsur amanat bisa berupa saran dan pesan moral yang disampaikan penulis kepada pembaca. Baik bersifat tersurat maupun tersirat.
7. Gaya Bahasa
Unsur Intrinsik terakhir yang perlu diperhatikan adalah gaya dalam membahasakan sebuah cerita. Gaya yang dimaksudkan yakni terkait penulisan yang disampaikan penulis kepada pembaca. Pastikan gaya penulisan dalam membuat cerpen harus jelas, spesifik dan tersusun secara rapi.
Contoh Unsur Intrinsik Cerpen
1. Contoh Pertama
“Kebersamaan Keluarga’
Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara di keluarga ibunya. Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.
Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia melanjutkan ke sekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin. “Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?” tanya ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepada bibi, tetapi pasti aku akan mengatakan padanya segera”.
Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana. Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.
Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya. “Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,” nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu mendukungnya.
Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di dekat rumah orang tuanya mengadakan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya.
Pada awalnya mereka belum menyetujuinya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari Arin, akhirnya permintaanny diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karena ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali. Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga tidak melupakannya.
Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama.
Unsur Intrinsik:
1.Tema : Kebersamaan keluarga
2. Tempat : Rumah bibinya, Sekolah Arin, Rumah Arin
Suasana : Sedih (Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam), Bahagia (Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua dan Bibinya), Haru (Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya)
Waktu : Malam (Terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya), Pagi hari (Terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada temannya)
3. Alur : Maju
4. Tokoh:
Arin (Antagonis),
Bibi dan Ayah (Tritagonis),
Tidak ada tokoh antagonis karena konflik yang terjadi adalah konflik batin tokoh utamanya
5. Penokohan:
Arin : Penyayang, Pintar, Berkemauan tinggi,
Bibi : Penyayang, Baik
Ayah : Pesimis, Baik
6. Sudut pandang : Orang ke tiga tunggal
2. Contoh Kedua
"Baik Luar Dalam"
Di suatu hari yang sangat cerah, terdapat dua orang teman bernama Dani dan Lili yang tengah mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Dani. Mereka berdua mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun tampak hening. Kemudian datanglah teman Dani yang bernama Tia di depan rumahnya. Namun Dani sendiri seolah tidak memperhatikan kehadiran Tia tersebut.
“Dani, itu di depan rumah ada Tia sedang nunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah dari tadi dia nungguin kita.” Ujar Lili yang tengah mengerjakan tugas di rumah Dani.
“Bi, bilangin ke orang yang ada di depan rumah kalau aku sedang pergi atau bilang aja aku gak ada gitu ya.” Pinta Dani kepada Bibi yang bekerja sebagai pembantu di rumah Dani.
“Baik non, Bibi akan sampaikan.” Jawab si Bibi.
“Eh Dani, kenapa kamu seperti itu sama Tia? Padahal kan dia pastinya sudah datang jauh-jauh, tapi kenapa kamu usir, kan ga enak. Kasian loh dia, dia juga anak yang baik Dan.” Ujar Lili yang mencoba menasehati Dani.
“Kamu itu gak tau Tia apa Li? dari luarnya memang dia seperti orang yang baik, ramah juga manis.
Tetapi masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang hanya dengan begitu saja, dia itu hanya manis di luar tapi dalamnya pahit tahu Li.” Jawab Dani dengan sinis.
“Loh, pahit gimana maksudnya?” Balas Lili yang masih bingung dengan jawaban si Dani.
“Tahu gak sih kamu, Tia itu sering banget membicarakan keburukan orang lain Li. Bahkan dia itu sering membicarakan keburukan teman sendiri di belakangnya. Pokoknya panjang banget deh kalo harus jelasinnya.” Jawab si Dani dengan setengah sinis.
“Dia itu beda banget sama kamu, kamu itu judes, ceplas-ceplos kalo ngomong sama aku, tapi setidaknya kamu memiliki hati yang tulus Li, bukannya sahabat yang baik di luarnya saja tapi dalamnya busuk. Dalam menjalin pertemanan, aku itu tidak membutuhkan tampilan luar dari seseorang” Jelas ucapan Dani panjang lebar kepada Lili.
Unsur Intrinsik:
Unsur intrinsik cerpen tersebut
Tema: Persahabatan.
Alur/Plot: Maju.
Setting: Rumah Dani, depan rumah, hari yang cerah, sinis.
Tokoh: Dani, Lili, Tia, Bibi pembantu rumah.
Watak: Dani - protagonis, Tia - antagonis, Lisa - netral.
Sudut Pandang: Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan.
Amanat: Dalam menjalin hubungan pertemanan harus baik di depan dan tidak menjelek-jelekkan teman.
3. Contoh Ketiga
‘’KENANGAN AYAH DAN KUMIS LEBATNYA”
Waktu bagaikan penentu perjalanan manusia yang terjadi dimasa lalu,sekarang hingga masa depan. Waktu dapat dikatakan sebagai perekam yang merekam perjalanan hidup dan proses yang dialami oleh setiap umat manusia yang dapat teringat kembali dimasa yang akan datang. Berbagai waktu senang,waktu sedih, hingga waktu susah pun terselip di antara waktu yang menceritakan perjalanan seseorang yang kemudian terangkai menjadi sebuah kisah yang disebut dengan kenangan. Hal ini pun tak luput terjadi pada diriku sendiri, kenangan itu kujadikan sebagai salah satu pelajaran hidup yang berarti maupun candaan yang tak akan terulang kembali dalam perjalanan hidupku. Banyak kenangan masa kecil yang selalu telintas dalam ingatanku seperti salah satunya kenangan ketika aku masih duduk di taman kanak-kanak, masih teringat dengan jelas bagaimana banyak kenangan yang terjadi pada masa itu padahal sekarang aku telah duduk dibangku sekolah menengah atas ,entah mengapa kenangan ini tak dapat lepas dari ingatanku . Kini kenangan itu kuceritakan kembali untuk mengenangnya.
Inilah salah satu pengalamanku. Ketika aku masih duduk di salah satu taman kanak-kanak di daerah tempat tinggalku, aku selalu dijemput oleh ayahku. Ayahku adalah orang yang sangat baik dan penyayang. Ayahku memiliki badan yang cukup tinggi dan besar serta berkumis lebat. Ayahku bekerja sebagai seorang pegawai negeri yang mengabdi di daerah tempat tinggalku. Setiap aku pulang sekolah dari taman kanak-kanak ,ayahku selalu menjemputku dengan mobil dinasnya dan aku selalu menunggunya di depan kelasku. Seperti biasa yang kulakukan ketika lonceng sekolahku berbunyi di siang hari, aku menunggu ayahku untuk menjemputku.
Namun hari itu tampak berbeda dengan hari-hari biasanya karena aku tak melihat ayahku sehingga membuatku gelisah bukan main .Oleh karena itu kuputuskan untuk berjalan menuju pintu gerbang sekolahku, ketika ku berjalan aku berpapasan dengan sesosok laki-laki yang menyerupai ayahku berbadan besar dan tinggi namun tak berkumis lebat. Lalu orang tersebut berkata “ Ayo, Hana mari pulang!” langkahku terhenti sejenak sambil memperhatikan wajah orang itu, namun tak kukenal sama sekali siapa orang itu .Sehingga membuat begitu banyak pertanyaan yang muncul dalam kepalaku, “ siapakah dia? Apakah ia adalah orang utusan ayahku untuk menjemputku?”. Tak ada satupun jawaban yang terlintas untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan itu. Tetapi aku masih merasa bahwa aku mengenalnya ,lalu kucoba memperhatikan wajahnya kembali. Betapa terkejutnya dan malunya aku waktu itu.Orang tersebut adalah ayahku namun ayahku tanpa kumis lebatnya. Lalu ayahku merangkul bahuku mengajakku jalan bersamanya menuju mobil dan pulang kerumah. Dalam rangkulannya aku tak berani melihat mukanya karena perasaan sangat malu yang bercampur dengan rasa tawa. Selama perjalanan aku masih terheran-heran terhadap diriku sendiri karena aku tak bisa mengenali ayahku ketika ia tidak memiliki kumis, apalagi jika ia botak mungkin aku benar-benar tak mengenalinya sama sekali dalam benakku .
Oleh karena itu, jika kuteringat kejadian ini kembali aku ingin tertawa yang bercampur malu,namun itu adalah salah satu kenangan yang mungkin tak akan kulupakan hingga sekarang dan aku tahu sekarang alasan ayahku tak pernah mencukur habis kumis lebatnya itu,ia takut aku tak mengenalinya lagi hingga sekarang sehingga ia memilih untuk memeliharanya. Itu merupakan salah satu kenangan yang kualami ketika ku masih kecil,mudah-mudahan pengalaman ini dapat menghibur kalian yang membacanya.Salam kenal.
Unsur Intrinsik:
1. Tema: mengenai pengalaman masa kecil yang tidak dapat dilupakan
2. Tokoh dan penokohan.
Tokoh : Aku dan ayahku.
Penokohan : Aku :pelupa.
Ayahku : sangat baik dan penyayang.
3. Alur: merupakan alur gabungan ( alur yang merupakan gabungan dari alur maju dan alur mundur) .
4. Latar
Latar tempat : Lingkungan sekolah taman kanak-kanak(depan kelas,pintu gerbang sekolah).
Latar waktu : Siang hari.
Latar suasana : bingung,menghibur,gelisah.
5. Sudut pandang:
Sudut pandang orang pertama ( I )
Sudut pandang orang ketiga (III) .
6.Gaya bahasa: Menggunakan bahasa yang efektif sehingga isi cerita dapat dimengerti oleh pembaca.
7.Amanat
Semua orang mempunyai masa lalu yang berkesan maupun yang mengecewakan namun semua pengalaman tersebut selalu memiliki makna tersendiri yang dapat kita ambil dan dikenang kembali di masa hidup kita kemudian . Selain dikenang pengalaman dapat juga menjadi obat rindu kita terhadap masa lalu kita. Oleh karena itu apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan pengalaman yang akan dikenang kembali di kemudian hari.
(Hafid Fuad)