Berikut 3 pekerjaan teratas dengan peningkatan risiko kanker ovarium.
Profesi Memicu Kanker Ovarium
1. Penata Rambut
Bekerja selama 10 tahun atau lebih sebagai penata rambut, tukang cukur, ahli kecantikan, atau peran terkait lainnya dikaitkan dengan risiko tiga kali lipat lebih tinggi. Di antara pekerjaan tersebut, yang paling sering terpapar 13 bahan, termasuk amonia, hidrogen peroksida, pewarna organik, pigmen, dan pemutih. Mereka juga merupakan pekerjaan kedua yang paling sering terpapar bedak, yang menunjukkan potensi risiko kanker ovarium yang lebih tinggi pada profesi ini. Dikaitkan dengan peningkatan risiko lebih dari 40%.
2. Akuntansi
Pekerjaan di bidang akuntansi selama 10 tahun atau lebih dikaitkan dengan risiko dua kali lipat
3. Jasa Konstruksi
Bekerja di bidang konstruksi dikaitkan dengan hampir tiga kali lipat risiko terkena kanker ovarium.
Studi tersebut juga menemukan bahwa pekerjaan jangka panjang di industri pakaian, termasuk bordir, dikaitkan dengan risiko 85% lebih tinggi terkena kanker ovarium. Bekerja di bidang penjualan atau ritel dikaitkan dengan peningkatan risiko masing-masing sebesar 45% dan 59%.
BACA JUGA:
Penyebab Kanker Ovarium Lainnya yang Diketahui
Gejala kanker ovarium seringkali tidak tampak dan menyerupai ketidaknyamanan siklus menstruasi biasa. Gejala-gejala ini termasuk rasa cepat kenyang, kembung, perubahan kebiasaan buang air besar, dan nyeri panggul, yang mungkin mudah dianggap sebagai kejadian umum, menurut Dr. Beth Karlan, ahli onkologi ginekologi di UCLA Medical Center.
Di bawah ini adalah faktor risiko lain dari kanker ovarium yang diidentifikasi oleh Dr. Karlan:
a. Kanker ovarium jarang terjadi pada wanita di bawah 40 tahun dan lebih sering terjadi setelah menopause.
b. Mutasi gen seperti BRCA1 dan BRCA2 meningkatkan risiko, yang seringkali diturunkan dalam keluarga.
c. Obesitas dapat mempengaruhi risiko dan kelangsungan hidup kanker ovarium.
d. Menunda kehamilan sampai setelah usia 35 tahun atau tidak pernah hamil dapat meningkatkan risiko.
e. Riwayat keluarga yang mengidap kanker ovarium, payudara, atau kolorektal dapat meningkatkan risiko.
f. Menggunakan terapi penggantian hormon setelah menopause dapat sedikit meningkatkan risiko.