SMK Jadi Penyumbang Pengangguran Terbesar, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Usulkan Ini

Adi Haryanto, Jurnalis
Jum'at 28 Oktober 2022 10:30 WIB
SMK Taruna Harapan Cipatat/Adi Haryanto
Share :

BANDUNG BARAT - Manajemen pengelolaan serta kurikulum mata pelajaran di SMK perlu adanya pembaharuan menyesuaikan dengan kondisi kekinian.

Hal ini agar para lulusannya bisa diterima pasar industri dan siap pakai atau dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan bahwa adanya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa lulusan SMK menjadi penyumbang terebsar angka pengangguran yang harus jadi perhatian.

Bagaimana memperbaiki pengelolaan SMK agar para lulusannya bisa diandalkan dan dicari industri.

"Itu (data BPS) kenapa bisa terjadi? Mungkin karena kualitas SMK-nya tidak baik, peralatan pendukung praktik tidak memadai, atau kepala program studinya tidak maksimal," ucapnya yang ditemui usai pelantikan MKKS Kabupaten Bandung Barat (KBB), di SMK Taruna Harapan Cipatat, Kamis (27/10/2022).

Menurutnya, sebagai sekolah kejuruan maka sekolah perlu modal cukup besar tertama di sektor kerja praktek yang harus terus menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Misalnya dulu praktik otomotif masih menggunakan kendaraan tahun 80'an yang sistemnya karburator.

Maka tidak relevan jika terus dipakai karena mesin-mesin kendaraan sudah injeksi.

Oleh karena itu, lanjut dia, membuka SMK tidak hanya sekadar sekolahnya bertingkat atau membuka program studi yang tidak sesuai kebutuhan.

Akibatnya lulusan jadi tidak terserap karena bukan yang dibutuhkan oleh dunia industri. Sehingga perlu mempertimbangkan supply and demand dan membangun link and match dengan dunia industri.

"Mengatasi persoalan itu bisa dengan merger antara SMK yang lemah, mendorong SMK jadi BLUD, mengganti prodi yang sudah jenuh dengan yang fresh dan dibutuhkan ke depan, pakar industri mengajar ke SMK, dan mendirikan central of excellent," sebutnya.

Kepala SMK Taruna Harapan 1 Cipatat, KBB, Liwa Ulhamdi mengakui, jika tantangan SMK ke depan semakin berat.

Namun ketika sekolah bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan menghasilkan lulusan yang berkualitas, maka akan dicari oleh industri.

Sekolahnya yang dirintis sejak tahun 2010 dengan diawal berdiri hanya punya delapan siswa dan tiga guru.

Kini telah memiliki lebih dari 1.000 siswa dan 70 guru beserta staf dengan lahan sekolah milik sendiri dan bangunan refresentatif.

Itu menunjukkan jika ada trust dari masyarakat kepada pihaknya.

"Kami di sini menyiapkan lulusan yang siap pakai dengan program studi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang beberapa inovasinya bisa diimplementasikan di HP. Selain itu juga menyiapkan entrepreneur agar bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain," tuturnya.

(Natalia Bulan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya