CANBERRA - Sebanyak 60 orang siswa dari Cathedral College melakukan kunjungan ke KBRI Canberra, Jumat (21/10/2022).
Tujuan kunjungan College yang berasal dari negara bagian Victoria, Australia ini adalah untuk lebih mengenal budaya Indonesia.
Dengan didampingi oleh 8 orang guru pendamping, para siswa diterima di KBRI Canberra dan diperkenalkan secara singkat mengenai gedung KBRI Canberra dan apa saja yang bisa dipelajari oleh para siswa.
Dalam kunjungan satu hari tersebut para siswa diberikan pengenalan mengenai Indonesia dan ragam budaya yang terdapat di Indonesia.
Para siswa dan guru juga diajak masuk ke dalam Balai Budaya yang terletak di dalam KBRI.
Di dalam Balai Budaya terdapat berbagai alat peraga, seperti pakaian adat, miniatur bangunan, dan simbol-simbol budaya lainnya yang menggambarkan kebudayaan dari provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Indonesia dari Witari yang merupakan staf KBRI Canberra, kegiatan dilanjutkan dengan keliling Balai Budaya.
Selesai keliling Balai Budaya, agenda para siswa berikutnya adalah mengikuti kegiatan mini workshop gamelan Jawa yang diasuh oleh Ragil Purnomo dan tari Bali yang diberikan oleh I Gede Eka Riyadi.
Keduanya merupakan seniman asal Jawa Tengah dan Bali yang menjadi staf di KBRI Canberra.
Dalam workshop gamelan, para peserta belajar mengenal nada dalam alat-alat gamelan lalu diikuti dengan berlatih memainkan lagu sederhana.
Sementara untuk workshop tari Bali, para peserta dilatih melakukan gerakan-gerakan dasar dalam tarian Bali. Para siswa tampak sangat antusias mengikuti workshop baik gamelan Jawa maupun tari Bali.
“Mereka semangat sekali, waktu yang diberikan terasa kurang karena mereka minta diulang-ulang lagi gerakannya. Tapi secara umum untuk latihan menari bagi pemula sudah cukup. Paling tidak mereka sudah mengenal dasar-dasar gerakan dalam tari Bali” tutur Gede.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, sepanjang tahun 2022 ini sudah banyak sekolah yang berkunjung ke Balai Budaya di KBRI.
“Sebelumnya kami telah melakukan kegiatan Indonesia Goes To School, dimana kami datang ke sekolah-sekolah untuk menjelaskan tentang Indonesia dan mempromosikan bahasa Indonesia. Kami juga mengundang mereka untuk berkunjung ke KBRI dan bisa melakukan workshop budaya di KBRI. Rupanya banyak siswa dan guru yang tertarik, sehingga banyak sekolah yang sudah mengajukan permohonan kunjungan ke KBRI” jelas Najib.
Bagi Atdikbud Najib, kegiatan kunjungan para guru dan siswa ke KBRI Canberra merupakan pengenalan awal tentang budaya dan bahasa Indonesia.
Najib berharap para guru dan siswa nantinya lebih tertarik dan mau berkunjung ke Indonesia serta belajar bahasa Indonesia.
“Kita memiliki program yang komprehensif dalam mempromosikan budaya dan bahasa Indonesia di Australia. Kita mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan siswa maupun guru agar mereka lebih mengenal dan tertarik pada Indonesia. Untuk para guru, kita mengenalkan juga ragam budaya Indonesia dari Aceh sampai Papua melalui perayaan hari jadi masing-masing daerah. Misalnya kita mengadakan Sundanes Day, Palembang Day, Betawi Day, dan Desember nanti kita akan mengadakan Aceh Day” urai Najib.
Para guru yang mendampingi siswa merasa gembira dan berterimakasih karena KBRI Canberra membuka diri bagi kunjungan para siswa.
“Para siswa yang mengikuti kegiatan kunjungan dan workshop hari ini sebagian belajar bahasa Indonesia di sekolah dan sebagian lagi belajar bahasa Jerman. Namun tampaknya kedua kelompok senang bisa mengikuti workshop budaya Indonesia” tutur Paul Weir salah seorang guru pendamping.
Paul juga menambahkan jika sangat penting untuk membawa para siswa ke KBRI Canberra, khususnya mengunjungi Balai Budaya.
Selama ini mereka hanya belajar dikelas, dikenalkan dengan budaya Indonesia melalui bahan ajar.
Kini mereka bisa berkunjung langsung ke sini dan merasakan belajar sebagian kecil budaya Indonesia dari orang Indonesia langsung.
(Natalia Bulan)