7 Contoh Puisi Pendidikan Tentang Sekolah yang Menyentuh Hati

Natalia Bulan, Jurnalis
Kamis 25 Agustus 2022 11:30 WIB
Ilustrasi puisi/Unsplash
Share :

Bibir yang tak henti mendoakan siswanya

Bibir yang mengeluarkan ilmu untuk diajarkan kepada siswanya

Suatu hari, Ia pernah berkata,

“Anak-anakku, kita memang hidup di desa

Terpencil.. Jauh dari ramainya ibu kota

Tapi… Jangan pernah kalian merasa kerdil

Bangkitlah… Bergeraklah… berjuanglah…

Hancurkan kebodohanmu

Raih cita-citamu

Bangkit dari tidurmu dan gapai mimpi indah itu

Aku memang orang tua yang sudah sepuh

Tapi, cintaku pada kalian takkan pernah lusuh”

2. 'Mengejar Mimpi' Karya Mohammad Sya’roni

Bilamana mentari bangun pagi

Ku telah berlari memulai hari

Mentari tersenyum menyemangati

Diiringi syahdunya merpati bernyanyi

Walau kerikil tajam ku temui

Walau angin pagi menusuk ulang ini

Walau hujan memandikan diri ini

Walau ransel membebani raga ini

Namun, tak menyerah diri ini

Semakin kilat lari ini

Tuk menuju sekolah yang menanti

Tempatku menuntut ilmu tuk nanti

Walau kadang tak paham ilmu ini

Ku tanyakan pada guru tiap hari

Walau tugas menumpuk tanpa henti

Tak kenal lelah ku kerjakan semua ini

Ku takkan menyerah mengejar mimpi

Walau badai kehidupan melempar diri ini

Ke lautan putus asa dan malas diri

Namun, ku bangkit lagi mengejar mimpi

Dengan doa dan usaha ku kejar mimpi

Dan tawakal pada sang illahi

Ku jadikan pelecut tuk mengejar mimpi

Demi masa depan yang syahdu nanti

3. 'Apa Kabar Pendidikan Negeriku' Karya Dian Hartanti

Sampai kini saya tidak tahu

Apakah titel sarjana nan dibangga-banggakan ayahku dulu

Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku

Tujuh belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah ibuku

Kuhabiskan di meja pendidikan

Namun saya tetap tidak mampu memberi anak-anakku sesuap makan

Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah

Namun, tidak memberiku otak brilian dan keterampilan nan sepadan

Aku hanya terampil menyontek garapan temanku

Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang

Aku terampil mencuri ide-ide bukannya mencipta

Apa kabar pendidikan negeriku

Adakah kini kau sudah berbenah

Sehingga anak cucuku akan bisa merasai sekolah nan indah

Dan masa depan nan cerah?


4. 'Sajak Ujian Nasional' Karya Norman Adi Satria

Bila harinya tiba

Tiba-tiba kita baru sadar bahwa inilah harinya

Belajar 9 cawu atau 6 semester

Hanya ditentukan ketuntasannya

6 hari dalam seminggu

Kalau gagal, bisa fatal

Mengulang, menanggung malu

Meninggalkan, sama saja membuang masa depan

Sedangkan kita punya mimpi-mimpi

yang terlanjur ditargetkan

Lalu kita terhasut aneka wacana

Bahwa ujian nasional

bukanlah penilaian bijaksana

Ini salah pemerintah

Ini salah menteri

Ini salah presiden

Ini salah bapak ibu mengapa menyekolahkan

Kita tidak merasa salah

Dengan dalil kenakalan remaja

Memang harus dialami ketika remaja

Kalau ketika dewasa itu disebut kenakalan dewasa

Om atau tante nakal misalnya

Karena berpusing dengan aneka pikiran

Malam tak bisa membawa kantuk

Esok pagi datang ke sekolah

Dengan tangan berisi pensil 2B

Tapi pikiran kosong

Ketika melihat soal ujian

Pusing tiba-tiba menyerang

Untung akal muslihat masih terang

Lebih baik menjatuhkan badan di ruang ujian

Dan teriak-teriak meniru suara harimau atau kadal

Yang penting judulnya kesurupan

Esoknya kita melihat akting kita di layar kaca

Jadi berita

Bukankah belajar itu tidak gampang?

Tentu, bagi orang yang tak perlu ilmu

Tapi menceburkan diri ke bangku sekolahan

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya