Pakar IPB Ingatkan Bahaya Antimon bagi Kesehatan

Andika Shaputra, Jurnalis
Kamis 21 Juli 2022 14:25 WIB
Foto: Antara
Share :

JAKARA - Pakar dari Institut Pertanian Bogor, Nugraha Edhi Suyatma, mengatakan, kemungkinan besar ada risiko migrasi antimon dari kemasan pangan berbahan PET. Oleh karena itu, bisa berbahaya bagi kesehatan.

(Baca juga: IPB University Akan Gelar Open House Kos/Kontrakan Mahasiswa, Persiapan Kuliah Offline)

Dosen dan peneliti Jurusan Teknologi Pangan ini menyebut, SbO3 (Antimony trioxide) ini umumnya digunakan sebagai katalis dalam sintesis pembuatan plastik PET.

“Sudah ada laporan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa plastik polietilen tereftalat (PET) yang digunakan untuk botol air di Eropa dan Kanada ditemukan migrasi antimon,” katanya, Kamis (21/7/2022).

(Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Hindari 5 Jenis Bahan Plastik Ini untuk Wadah Makanan)

Saat ini kata dia, kemasan air minum galon sekali pakai berbahan PET sedang populer di pasar. Karena sifat PET yang rentan terhadap reaksi panas, kemasan minuman botol pada umumnya dikemas berlapis dalam kardus dan diletakan didalam toko yang bersuhu sejuk.

Namun belakangan ini terdapat fenomena amdk galon sekali pakai yang berbahan PET yang diletakan tanpa pelindung pada saat pengangkutan, pada waktu dipajang toko atau warung warung bersama jenis galon berbahan lain, sehingga rentan terpapar matahari langsung dalam waktu lama.

Guru besar bidang pemrosesan pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip), Andri Cahyo Kumoro, menambahkan, antimon yang ada dalam kemasan berbahan PET jauh lebih berbahaya ketimbang BPA yang ada dalam kemasan Polikarbonat.

“Antimon ini lebih cepat migrasinya ke dalam produk pangannya jika terpapar sinar matahari dibandingkan dengan BPA,” ujarnya.

Ahli kimia sekaligus pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ahmad Zainal Abidin, juga mengutarakan hal yang sama. Bahwa semua zat kimia seperti antimon, stiren, dan lain-lain, secara scientific dapat meracuni tubuh jika masuk dalam jumlah banyak.

“Karenanya, jika zat-zat kimia itu digunakan untuk keperluan pangan, ada pengawasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebelum diizinkan beredar,”tutupnya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya ditemukan adanya peluluhan atau migrasi Antimon (Sb) dari kemasan jenis PET ke dalam air kemasan yang disimpan dalam ruang penyimpanan dengan temperatur tinggi dalam waktu yang lama

Karenanya, penelitian yang dilakukan Poltekkes Kemenkes Surabaya ini merekomendasikan konsumen untuk tidak menyimpan air minum dalam kemasan PET pada tempat yang terpapar panas. Hal itu karena dapat meningkatkan peluang untuk terlepasnya senyawa antimon dari kemasan PET masuk ke dalam air kemasan.

Hal ini perlu menjadi catatan terutama bagi para pedagang dan distributor minuman agar mereka dapat benar-benar memahami makna dari anjuran untuk menyimpan air kemasan pada tempat yang tidak terpapar sinar matahari, serta bagi masyarakat umum untuk menghindari menyimpan air minum kemasan PET di dalam mobil yang terjemur sinar matahari.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya