Peluncuran ini dihadiri Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib. Disampaikan Najib, ia mengapresiasi koleksi digital tentang sejarah Indonesia yang dimiliki oleh Anton.
“Arsip-arsip sejarah revolusi sosial di daerah Pantura, Jawa Tengah, merupakan koleksi sejarah yang sangat penting dan sangat bernilai tinggi,” tutur Najib yang menilai, walaupun demikian, kemungkinan masih banyak anggota masyarakat Indonesia yang belum mengetahui secara lengkap mengenai sejarah tersebut.
Baca juga: Kemenag Harapkan Catatan Sejarah Bangsa Indonesia Bisa Dimasukan dalam Materi Dakwah
Digitalisasi arsip dan juga material lainnya, dilanjutkan Najib, saat ini penting dilakukan karena mempermudah publik untuk mengakses dan mempelajarinya.
“Semua koleksi berharga ini dapat dilihat bukan hanya oleh pelajar dan peneliti di Australia, tapi juga di Indonesia dan negara lainnya. Oleh karena itu, wakaf arsip sejarah digital yang diberikan Anton ini dapat menjadi salah satu jembatan penghubung pengetahuan antara Indonesia dan Australia,” tutur Najib.
“Arsip digital ini sangat penting, karena bukan sekedar berisi catatan sejarah, tapi juga cerita hidup dan perjuangan Bangsa Indonesia yang berusaha keluar dari penjajahan dan membangun negaranya secara mandiri, di mana hal ini belum tentu diketahui secara utuh oleh masyarakat Indonesia sendiri,” terang Najib.