"Rencana ini muncul setelah kedatangan Direktur Pusat Kebudayaan Rusia dari Kedutaan Rusia di Jakarta Vyacheslav Tuchnin ke Universitas Pattimura pada 19 Juni 2015," kata Kepala International Office Universitas Pattimura Yolanda Apituley di Ambon, Jumat (26/6/2015).
Dia mengatakan kerja sama yang akan dilakukan lebih banyak menyangkut beasiswa studi ke perguruan tinggi di Rusia. Pemerintah Rusia, kata Yolanda, setiap tahun menyediakan 100 beasiswa untuk studi lanjut jenjang S1, S2, dan S3.
Namun 50 persen beasiswa tersebut disediakan khusus untuk mereka yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur, sedangkan sisanya untuk daerah lain di Tanah Air.
Ia berharap, banyak mahasiswa Unpatti dapat melanjutkan pendidikan di Rusia dengan memanfaatkan beasiswa yang ditawarkan itu.
Terkait keperluan tersebut, Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama, Perencanaan, dan Sistem Informasi, Profesor J Mosse telah mengusulkan adanya tenaga native speaker dari Pemerintah Rusia yang akan berkolaborasi dengan para dosen alumni perguruan tinggi negara itu untuk melatih kemampuan para staf, karyawan, atau mahasiswa Unpatti berbahasa Rusia.
"Usulan itu disambut baik oleh Vyacheslav Tuchnin, dan beliau berjanji segera menindaklanjutinya setelah kembali ke Jakarta," kata Yolanda.
Ia mengemukakan Unpatti pernah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Rusia pada 2007, lewat penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Dubna.
"Tapi sekarang kerja sama itu sudah berhenti. Kami berharap rencana kerja sama baru dengan Pemerintah Rusia ini akan segera terwujud," katanya.
Selain dengan Rusia, Universitas Pattimura Ambon juga menjalin kerja sama dengan sejumlah negara asing, termasuk Prancis dan Amerika Serikat.
Hal yang sama juga akan dilakukan di Kalimantan. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Barat, Alexius Akim mengatakan akan mengajukan anggaran beasiswa pendidikan tinggi ke Rusia untuk masyarakat Kalbar kepada lembaga eksekutif dan legislatif, agar tahun depan program beasiswa itu bisa mulai dijalankan.
"Saya rasa sudah saatnya Kalbar untuk berinvestasi di bidang pendidikan, untuk kemajuan Kalbar sendiri ke depan. Kita harapkan tahun 2016 beasiswa pendidikan ke Rusia ini bisa mulai dilakukan," kata Akim di Pontianak, kemarin.
Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya mengatakan, program beasiswa untuk pendidikan tinggi di Rusia dan luar negeri lain, memang sudah seharusnya dilakukan oleh Pemprov Kalbar. Terlebih, menurutnya, biaya kuliah dan hidup di Rusia memang tergolong lebih rendah dibanding negara lainnya, namun kualitas pendidikan disana tidak diragukan lagi oleh dunia.
"Jika pembangunan jalur kereta api untuk jalur Trans-Kalimantan terwujud, kita jelas akan membutuhkan tenaga ahli di bidang perkeretaapian, dan dari informasi yang didapat, di Rusia ada universitas dan fakultas yang khusus untuk itu. Karena kita harus memiliki tenaga khusus untuk itu dan harus putra asli Kalbar," katanya. (MSR)
(Muhammad Saifullah )