JAKARTA - Suhu dan cuaca akhir-akhir ini semakin ekstrem. Suhu panas di atas 36 derajat Celcius melanda hampir diseluruh Indonesia. Benarkah ini karena El Nino? Apa itu El Nino?
El Nino adalah fenomena alami pemanasan suhu permukaan laut secara berkala di wilayah tengah dan timur Samudera Pasifik seperti dilansir dari Space, Jumat (6//2023). Berbeda dengan La Niña, adalah kebalikannya, yang menggambarkan suhu laut lebih dingin dari rata-rata. El Niño dan La Niña berdampak signifikan terhadap pola cuaca bumi. Peristiwa El Niño dan La Niña rata-rata terjadi setiap dua hingga tujuh tahun dan biasanya berlangsung antara sembilan hingga 12 bulan, namun terkadang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), El Niño umumnya lebih sering terjadi dibandingkan La Niña.
El Nino Picu Suhu Panas
El Nino dinyatakan ketika suhu laut di Pasifik timur tropis naik 0,5 derajat Celcius (32,9 derajat Fahrenheit) di atas rata-rata jangka panjang, menurut layanan meteorologi nasional untuk Inggris, Met Office. Menurut para ilmuwan, saat ini kita sedang mengalami kondisi El Niño.
Peristiwa pemanasan laut ini diumumkan melalui pernyataan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada tanggal 8 Juni 2023. Para peramal cuaca mengeluarkan Peringatan El Nino, yang mencatat bahwa kondisi El Nino memang ada. Jika terus berlanjut hingga bulan Oktober, maka dipastikan sebagai peristiwa El Nino.
“Tergantung pada kekuatannya, El Niño dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti meningkatkan risiko curah hujan lebat dan kekeringan di lokasi tertentu di seluruh dunia,” ujar Michelle L'Heureux, ilmuwan fisika di Pusat Prediksi Iklim NOAA, dalam laporan NOAA.
“El Niño dapat menyebabkan rekor suhu baru, terutama di wilayah yang sudah mengalami suhu di atas rata-rata selama El Nino," katanya.
Dampak El Nino
El Nino berdampak besar pada pola cuaca kita karena peningkatan suhu laut menyebabkan aliran jet Pasifik bergeser ke selatan dari posisi normalnya. Akibatnya, wilayah di Amerika Serikat bagian utara dan Kanada mengalami kondisi yang lebih kering dan hangat dibandingkan biasanya. Sebaliknya, wilayah Gulf Coast dan Tenggara AS mengalami curah hujan di atas rata-rata selama periode ini, sehingga menyebabkan peningkatan kejadian banjir, menurut NOAA.
BACA JUGA:
Dampak El Nino juga dirasakan pada populasi laut. Selama El Nino, upwelling air dingin yang kaya nutrisi melemah atau berhenti sama sekali, sehingga mengakibatkan berkurangnya fitoplankton. Hal ini menyebabkan kelangkaan pangan bagi populasi ikan yang mengandalkan fitoplankton sebagai sumber makanan utama. Akibatnya, dampaknya akan berpindah ke rantai makanan ke organisme lain yang bergantung pada ikan seperti burung laut dan mamalia laut.
(Marieska Harya Virdhani)