Mahasiswa Universitas Brawijaya Formulasikan Minyak Oles Aromaterapi untuk Autisme
SURABAYA - Mahasiswa Universitas Brawjiaya (UB) membuat formulasi sebuah minyak oles yang bisa membantu mencegah tantrum dan stres pada penderita autisme.
Minyak ini diberi nama MIOPI (Minyak Oles Aromaterapi).
MIOPI adalah merek dan produk berupa minyak aromaterapi yang memiliki manfaat sebagai obat penghilan stres sekaligus mencegah tantrum pada penderita autisme.
Dikutip dari laman resmi UB, tim yang membuat MIOPI ini terdiri dari Istiani sebagai ketua, bersama dengan empat anggita tim yaitu Linda Kumalasari, Sri Fatonah, Nabila Shafa Yumna Salsabila, dan Farah Tasya Salsabila di bawah bimbingan Dra. Sri Wardhani M.Si, dosen Fakultas MIPA UB.
Keunggulan produk ini dibandingkan produk lain yang sejenis yaitu MIOPI menggunakan bahan dasar alami berupa ekstrak biji kakao dan cengkih.
Kandungan theobromine pada kakao dan flavonoid pada cengkeh bermanfaat bagi penyandang autisme untuk menenangkan dan memberikan efek relaksasi.
MIOPI dikemas dalam botol roll on 10 mL dengan harga Rp 55.000/botol yang dapat dibawa ke mana saja dan kapan saja.
Ketidakstabilan meluapkan emosionalnya ialah karakteristik autisme atau sering kita dengar dengan istilah Tantrum.
Perilaku seperti halnya menangis, memukul, menendang, menjerit, melemparkan barang, bahkan membenturkan kepala merupakan luapan penyandang autisme ketika mereka mengalami Tantrum.
Orangtua sebagai pemegang peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, tentu tidak menginginkan hal ini terjadi.
Memang, hal ini adalah persoalan yang sangat sulit dihadapi, mereka dipaksa untuk menghadapi keadaan, serta dipaksa untuk menerima kenyataan.
“Saya bersama tim mendatangi ke tiga tempat penyandang autisme yang ada di Malang antara lain, SLB Autisme Laboratorium UM, SLB Autisme River Kids, SLB C Autis Negeri Kedungkandang Kota Malang. Tujuan kami yaitu untuk mengenalkan produk MIOPI agar manfaatnya dapat dirasakan penyandang autisme untuk mengurangi gejala yang mereka rasakan dan mencegah terjadinya tantrum,” ujar Istiani.
(Natalia Bulan)
