Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Fakta Sistem Pendidikan di Korea Utara, dari Gratis hingga Kurikulum Fokus Keluarga Kim

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Sabtu, 30 April 2022 |08:24 WIB
5 Fakta Sistem Pendidikan di Korea Utara, dari Gratis hingga Kurikulum Fokus Keluarga Kim
Bendera Korut. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Sistem pendidikan Korea Utara, dikutip dari education.stateuniversity.com, menganut “doktrin Juche”. Ini merupakan gagasan dari Presiden Korea Utara Kim Il-sung di mana dia percaya bahwa seluruh lapisan masyarakat dan negara tidak dapat merdeka apabila tidak ada hubungan yang adil dan memihak.

Seluruh kegiatan akademik di Korea Utara dikendalikan oleh pemerintah, sifatnya wajib belajar selama 11 tahun dan berkiblat pada cita-cita sosialistik. Berikut ini adalah fakta-fakta sistem pendidikan di Korea Utara, melansir dari borgenproject.org.

BACA JUGA:Deretan Kebijakan Aneh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Salah Satunya Dilarang Tersenyum


• Biaya Pendidikan Gratis

Seluruh pendidikan di Korea Utara dibebaskan dari biaya. Anak-anak di Korea Utara akan melewati satu tahun masa Taman Kanak-kanak. Kemudian, mereka lanjut pendidikan dasar di Sekolah Rakyat, dari usia enam hingga sembilan tahun.

Setelah itu, mereka akan memasuki sekolah menengah sejak usia 10 hingga 16 tahun. Di Korea Utara, usai menyelesaikan masa pendidikan menengah, laki-laki dan perempuan wajib untuk mengikuti program militer selama belasan tahun. Tapi jika siswa tersebut berbakat, maka bisa dibebastugaskan dari militer.

• Literatur Bacaan Mahasiswa Disensor

UNESCO menyebut bahwa Korea Utara adalah salah satu negara paling melek huruf dengan persentase 98-100%. Namun, untuk mahasiswa Korea Utara, literatur kuliah mereka telah mengalami penyensoran sedemikian rupa. Biasanya, tulisan tersebut menjunjung tinggi sosialisme dan kepedulian Kim Il-sung kepada dunia sastra.

Contohnya, “The Fifth Photograph” karya Lim Hwa-Won, yang mendoktrin pemikiran dengan cerita dari sudut pandang seorang wanita yang melihat “kegagalan” dari Rusia pasca-Soviet di tahun 1990-an akibat pengaruh barat.

• Kurikulum Sekolah yang Fokus pada “Keluarga Kim”

Studi dari Institut Evaluasi Kurikulum Korea mengungkapkan bahwa siswa Korea Utara menghabiskan waktu 684 jam belajar mengenai kepemimpinan Keluarga Kim. Mulai dari pemimpin Korut saat ini, yaitu Kim Jong-un; ayahnya, Kim Jong-il; kakeknya, Kim Il-sung, dan sang nenek, Kim Jong-suk.

Sejarah dari kehidupan para pemimpin negara merupakan mata pelajaran wajib bahkan sejak sekolah dasar. Apabila siswa gagal, maka akan mendapatkan hukuman. Hal ini dilakukan agar sedari kecil siswa di Korea Utara telah memahami kesetiaan tiada akhir pada pendiri negara mereka.

• Diajarkan Untuk Membenci Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan

Bukan hal yang tidak mungkin lagi bahwa di Korea Utara, upaya propaganda merajalela hingga ke pendidikan. Setiap ruang kelas di Korea Utara memajang foto Kim Il-sung dan Kim Jong-il, mempelajari “sejarah revolusioner” lewat buku cerita, musik, novel, dan karya seni yang berhubungan erat dengan Keluarga Kim.

Komisi Penyelidikan PBB melaporkan bahwa sistem pendidikan Korea Utara didasarkan pada dua tujuan. Tujuan tersebut adalah menanamkan kesetiaan dan idealisme tinggi pada negaranya dan menumbuhkan kebencian pada musuh, yakni Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan

• Tidak Semua Siswa Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Hanya mereka yang berasal dari keluarga tertentu saja yang punya kesempatan berkuliah, yakni siswa yang berasal dari keluarga kaya raya, punya koneksi dengan pemerintah, dan bebas dari catatan kriminal ataupun pembelot. Salah satu universitas bergengsi di Korea Utara, Universitas Kim Il-sung, memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk masuk.

Hanya siswa yang punya hubungan dengan penjabat pemerintah dan bernilai bagus yang bisa ikut ujian masuk. Jika siswa tersebut berbakat dalam sains dan matematika, mereka akan mendaftar di Universitas Pertahanan Nasional. Selain itu, rata-rata mahasiswa Korea Utara fasih berbahasa Inggris karena sudah menjadi pelajaran wajib sejak masih kecil.

Dilansir dari berbagai sumber:

Alifia Nur Faiza/Litbang MPI

 

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement