DENPASAR - Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Bali meminta semua pihak mewaspadai munculnya klaster sekolah setelah 16 siswa salah satu SMA di Denpasar terkonfirmasi positif Covid-19.
"Dari koordinasi terakhir, dalam satu kelas ada 21 orang. Tujuh orang diantaranya positif, kemudian dilakukan tes usap kembali, ada sembilan orang, sehingga jumlahnya 16 orang," kata Komisioner KPPAD Bali Bidang Pendidikan dan Kebudayaan I Kadek Ariasa saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu (26/1/2022).
Ia mengatakan setelah mengetahui adanya kasus positif di lingkungan sekolah tersebut, diharapkan para pimpinan Dinas Pendidikan di Provinsi Bali maupun kabupaten/kota serta pimpinan seluruh satuan pendidikan dari SD, SMP dan SMA/SMK, meningkatkan kewaspadaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) dan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat.
"Saya mendapatkan tambahan informasi dari pihak sekolah, berkenaan jumlah siswa terkonfirmasi positif dari tujuh menjadi 16 siswa, maka kegiatan PTM 100 persen diganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama dua minggu ke depan," katanya.
Temuan kasus baru penderita Covid-19 ini berawal ketika ada seorang siswa laki-laki terkonfirmasi positif Covid-19 yang kemudian dilakukan pelacakan dan testing siswa dalam satu kelas tersebut, yang ternyata diketahui ada tambahan konfirmasi positif Covid-19 sebanyak tiga siswa laki dan tiga siswa perempuan. Lalu, dari sembilan siswa dilakukan lagi tes usap ke siswa lain hingga ada 16 siswa yang positif.
Selanjutnya sesuai prosedur dari SKB 4 Menteri, seluruh siswa wajib melakukan isolasi selama dua pekan. Kata Ariasa, rencananya para siswa itu akan diisolasi secara terkonsentrasi di fasilitas kesehatan pemerintah yang direkomendasi untuk mencegah peluang penyebaran di keluarga dan lingkungan lainnya.