Mahasiswa Sulap Lumpur Lapindo dan Kelapa Sawit Jadi Aspal, Atasi Kecelakaan akibat Jalanan Licin

Rani Hardjanti, Jurnalis
Selasa 05 Maret 2024 06:25 WIB
Mahasiswa Sulap Lumpur Lapindo dan Kepala Sawit Jadi Aspal (Foto: Dokumen ITS)
Share :

JAKARTA - Inovasi lumpur Lapindo dan kelapa sawit menjadi sorotan Tim Resawara 64 yang terdiri dari mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Inovasi tersebut juga mampu mengatasi masalah tingkat kekesatan aspal pada jalan yang rendah, yang acap kali menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Menyikapi kondisi tersebut, tim mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi ide modifikasi pembuatan laston lapis aus untuk menambah kekuatan dan kekesatan jalan aspal.

Ketua tim Reswara 64 ITS Bahrul Ilmi Mubarak mengungkapkan, ide ini juga didasarkan adanya bahan penyusun aspal yang pada umumnya dapat menyumbangkan emisi yang cukup besar.

“Jadi kami menginovasikan penggunaan limbah serat kelapa sawit dan lumpur panas Sidoarjo sebagai bahan tambahan penyusun lapisan aspal,” ungkap pemuda asal Kabupaten Paser, Kalimantan Timur tersebut, dikutip dari laman ITS, Selasa (5/3/2024).

Bahrul menjelaskan, emisi yang dihasilkan jalan berbahan aspal dapat berasal dari beberapa tindakan atau kejadian pada fisik jalan aspal itu sendiri.

Contohnya, ketika permukaan jalan aspal terkena paparan radiasi matahari dapat meningkatkan lonjakan produksi gas karbon dioksida (CO2) sebanyak tiga kali lipat.

“Proses pemeliharaan dan perkerasan pada jalan aspal juga turut menyumbang emisi yang cukup besar,” ungkap mahasiswa angkatan 2021 ini.

Inovasi Lumpur Lapindo dan Kelapa Sawit

Inovasi modifikasi jalan aspal ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah bahan yang dapat meningkatkan kualitas jalan serta mengurangi emisi yang dihasilkannya.

Berikut ini bahan yang dibutuhkan :

Pertama, merupakan aerogel yang berasal dari sintesis silikon dioksida (SiO2) hasil ekstraksi lumpur panas Sidoarjo. Aerogel ini memiliki kemampuan dalam menyerap gas CO2.

Kedua, bahan selanjutnya adalah besi(III) oksida (Fe2O3) hasil ekstraksi lumpur panas sebagai modifikasi pigmen aspal. Senyawa ini dinilai dapat menurunkan suhu jalan aspal.

Ketiga, penambahan split mastic dengan aditif serat kelapa sawit untuk meningkatkan nilai kekesatan jalan dan kemampuan jalan menyerap air.

“Jadi hasil modifikasi pada lapis aus ini dapat turut berperan meningkatkan umur teknis aspal,” terang Bahrul.

Dia mengungkapkan, timnya akan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak. Tujuannya untuk mendukung penerapan inovasi ini.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya