Mengenal Damar Canggih Wicaksono, Lulusan S3 Ahli Nuklir Anak Mendiang Dono Warkop

JAKARTA - Panggung komedi Indonesia selalu mengenang sosok almarhum Dono Warkop DKI. Hingga saat ini, kiprahnya masih diteruskan oleh legenda komedi, Indro Warkop DKI. Bicara soal Dono, putranya yang bernama Damar Canggih Wicaksono membuat sang ayah bangga. 

Betapa tidak, Damar Canggih Wicaksono adalah lulusan S3. Tak tanggung-tanggung, dia merupakan seorang ahli nuklir.

 BACA JUGA:

Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (31/10/2023), lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan jurusan teknik nuklir pada tahun 2004 hingga 2009 ini, Damar melanjutkan studi S2 di Ecole Polytecnique Federale de Lausanne pada tahun 2010 dalam teknik nuklir. Lalu dia melanjutkan studi S3 di Universitas yang sama dalam program studi Fisika hingga lulus pada tahun 2018.

Damar memulai karier sebagai Safety Analyst Intern pada tahun 2011 di Leibstadt Power Plant selama empat bulan. Selain itu, Damar juga magang dalam divisi Analyst Intern di Paul Scherrer Institut selama empat bulan dan menyelesaikan masa magangnya pada November 2012. 

 BACA JUGA:

Damar pernah menjadi Doctoral Assistant Laboratory for Reactor Physics and System' Behavior di Swiss pada 2017 dan bekerja juga selama lima tahun lebih. Dan pada tahun 2021, Damar menjadi peneliti Postdoctoral Researcher (Center for Advanced Systems Understanding) di Helmholtz - Zentrum Dresden - Rossendotf hingga kini.

Pencapaian Prestasi

Pada tahun 2014, Damar Canggih Wicaksono mendapatkan penghargaan Best Paper Award dan Best Student Paper Award ketika dirinya berada di PSI oleh Paul Scherrer Institut atau NukleatForum Schweiz, dan Japanese Nuclear Society. Sehingga pada tahun 2015, ia juga mendapatkan prestasi American Nuclear Society.

 BACA JUGA:

Lalu, Damar juga mendapatkan penghargaan dengan kategori 3rd Best Estimate Plus Uncertainty Internasional Conference dalam best Profesional Paper yang diadakan di Lucca, Italia secara langsung best Professional ini dibagikan secara langsung oleh Dr. G. Perret dari Institut Paul Scherrer kepada Damar Canggih Wicaksono.

(Marieska Harya Virdhani)