JAKARTA - Sebagian besar anak cerdas dan berbakat dapat belajar dan memproses informasi lebih cepat daripada anak seusianya. Mereka memahami materi beberapa tingkat di atas teman sebayanya.
Pakar Perkembangan Anak Megan Canella dari Davidson Institute, dilansir dari CNBC, Rabu (23/8/2023), mengatakan setiap bakat anak akan terlihat berbeda. Ada juga ciri-ciri anak cerdas dan berbakat yang bisa menjadi siswa terpintar di kelasnya. Berikut adalah ciri-ciri anak cerdas dan berbakat.
BACA JUGA:
Ciri-ciri anak cerdas dan berbakat
1. Perkembangan Super Cepat
Anak berusia 8 tahun yang berbakat dapat menampilkan keterampilan membaca lebih cepat, kemampuan matematika siswa kelas 5, keterampilan sosial di tingkat kelas mereka, dan pengaturan emosi siswa yang jauh lebih cepat. Mungkin juga memiliki nilai IQ yang tinggi.
BACA JUGA:
2. Lebih Peka
Ahli saraf menyarankan bahwa anak-anak berbakat mengalami reaksi emosional yang lebih intens terhadap dunia di sekitar mereka. Misalnya, mereka mungkin kesulitan mendalami karakternya saat terluka atau sedih.
3. Ingin Tahu yang Tinggi
Anak berbakat seringkali memiliki rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan , terutama tentang aspek-aspek eksistensial kehidupan. Mereka mungkin lebih peduli tentang isu-isu seperti kematian, kemiskinan, perubahan iklim, dan ketidakadilan daripada rekan-rekan mereka. Bahkan film atau buku yang ditujukan untuk anak-anak yang membahas topik bullying, misalnya, dapat mendorong mereka untuk bertanya tentang sifat masyarakat.
4. Minat yang unik atau selera humor yang dewasa
Ketika seorang siswa membuat permainan kata-kata kimia tingkat tinggi atau mempelajari peta angkutan massal di kota-kota besar, orangtua terkadang khawatir bahwa anak mereka akan kehilangan masa kecilnya atau tidak menjadi anak-anak. Pada kenyataannya, anak-anak mereka mungkin memiliki pemahaman yang lebih maju tentang suatu topik dibandingkan anak-anak seusianya.
BACA JUGA:
5. Lebih Cepat Bosan
Anak-anak berbakat sangat membutuhkan rangsangan mental yang konstan. Di sekolah, mereka mudah bosan karena belajar lebih cepat daripada teman sebayanya. Ketika sekolah tidak cukup menantang atau menarik, mereka mungkin kehilangan motivasi .
(Marieska Harya Virdhani)