DEPOK - Presiden Joko Widodo menyebut pembangunan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) menghabiskan anggaran sekitar Rp3,5 triliun.
"Setelah dihitung-hitung habisnya, kok gede banget. Ini dilaporkan ke saya kurang lebih Rp3,5 triliun," kata Presiden saat berpidato pada peletakan batu pertama rencana pembangunan Kampus UIII di Kawasan Pemancar LPP RRI Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (5/6/2018).
Kepala Negara mengatakan pembangunan Kampus UII ini telah dimasukkan ke dalam proyek strategis nasional.
Baca Juga : Presiden Jokowi Berharap UIII Jadi Pusat Kajian Peradaban Dunia
"Tahun ini akan dimulai, sudah dianggarkan Rp700 miliar. Diperkirakan akan selesai, insya Allah selesai total kurang lebih 4 tahun," kata Jokowi.
Namun, lanjut Presiden, pada 2019 Kampus UIII ini sudah bisa digunakan untuk beberapa jurusan yang sudah berjalan.
(Presiden Jokowi. Dok : Kementerian Agama)
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menambahkan bahwa UIII yang dibuka melalui Peraturan Presiden No 57 tahun 2016 ini akan membuka tingkat pendidikan magister dan Doktor.
"(Kampus) ini dibangun di atas tiga nilai dasar yang akan mewarnai keseluruhan aktivitasnya, yakni nilai-nilai keislaman, wawasan dan proyeksi global, serta nilai-nilai ke-Indonesia-an," kata Lukman Hakim.
Menag juga mengungkapkan perbedaannya dengan kampus-kampus Islam yang sudah ada, yakni tugas dan fungsi UIII tidak hanya sebagai penyelenggara proses belajar-mengajar, riset dan pengabdian masyarakat semata, tetapi untuk membangun peradaban Islam Indonesia dan mengontribusikan bagi peradaban global melalui jalur pendidikan.
Baca Juga : Mengapa Perlu UIII, Ini Penjelasan Menag
"Untuk mewujudkan visi dan misi itu, kampus ini tidak hanya akan memiliki fakultas-fakultas dan perpustakaan, melainkan juga pusat peradaban Islam, pusat kajian strategis Islam, pusat studi kawasan Islam, serta museum seni dan budaya Islam yang akan menjadi pusat reservasi ragam artefak dan manuskrip Islam Nusantara," ujarnya.
Lukman Hakim juga menyebut bahwa selama ini dunia internasional membincang peradaban Islam, maka yang selalu mengemuka adalah peradaban Islam Arab dan Islam Persia atau peradaban Islam Turki, tanpa menyebut peradaban Islam Indonesia.
(Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Dok : Kementerian Agama )
"Padahal sejarah peradaban Islam kita telah melewati rentang waktu yang amat panjang, serta telah mewariskan satu karakter Islam wasathiyah yang terbukti andal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia," katanya.
Menurut Lukman Hakim, peradaban Islam Indonesia menjadi salah satu pusat perhatian dunia yang secara umum dunia mengapresiasi Muslim Indonesia yang memiliki kemampuan mengelola keragaman budayanya, menjaga toleransi dan keharmonisan antarwarganya.